Pengamat politik timur tengah dan dunia Islam, Hasibullah Satrawi. (tangkapan layar)
Fachri Audhia Hafiez • 28 July 2024 15:23
Jakarta: Tiongkok dinilai ingin memamerkan kekuatannya ke Amerika Serikat (AS) dengan menyatukan sejumlah faksi di Palestina, termasuk Hamas dan Fatah. Hal ini sebagai tandingan terhadap AS yang condong mendukung Israel.
"Sebagai pengimbangan saja, menunjukkan kekuatan kepada Amerika, bahwa ia (Tiongkok), kami juga sebagai faktor dan kami bisa," kata pengamat politik timur tengah dan dunia Islam, Hasibullah Satrawi, dalam program Crosscheck by Medcom.id di akun YouTube Medcom.id bertajuk 'China Damaikan Hamas-Fatah, Indonesia Bisa Apa?', Minggu, 28 Juli 2024.
Hasibullah menduga Tiongkok tidak mengambil sikap lebih jauh untuk mengupayakan penghentian kejahatan Israel terhadap Palestina. Sementara, langkah Tiongkok sudah mendapat apresiasi dan berbagai negara berharap besar dengan langkah ke depan.
"Mereka diharapkan menjadi berperan lebih besar, betul-betul mengatur perkembangan yang terjadi. Sehingga bisa menjadi kesepakatan perdamaian," ucap dia.
Hasibullah juga menyoroti Israel yang belum disentuh oleh Tiongkok. Padahal, serangan Israel jadi sumber masalah terjadinya kejahatan kemanusiaan di Palestina.
"Jadi justru sumber masalahnya, sumber apinya belum disentuh oleh China. Ini yang saya bilang, jangan-jangan memang cara bermain China adalah cara bermain defensif mechanism, dan hanya untuk mengimbangi apa yang dilakukan oleh Amerika. Kalau begitu saya cukup kecewa kalau begitu," ujar dia.
Baca:
Tiongkok Dinilai Langsung Selesaikan Akar Permasalahan di Palestina |