Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Kemenlu RI)
Willy Haryono • 24 July 2024 15:04
Vientiane: Dua faksi Palestina, Hamas dan Fatah, telah menyepakati perjanjian persatuan nasional di Tiongkok pada Selasa kemarin. Perjanjian ini merupakan upaya bersama kedua faksi dalam mengakhiri perpecahan demi masa depan Palestina yang lebih cerah.
Sebagai sahabat dekat Palestina, Indonesia menyambut baik perjanjian tersebut.
“Disepakatinya Deklarasi Beijing oleh para pemangku kepentingan di Palestina merupakan langkah maju dalam mendorong rekonsiliasi dan persatuan bangsa Palestina, utamanya di tengah konflik yang berlangsung di Gaza. Indonesia berharap apa yang telah disepakati dapat diimplementasikan,” ucap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan singkat dari Laos.
“Isu persatuan selalu disampaikan Indonesia dalam setiap pertemuan dengan fraksi-fraksi di Palestina,” sambungnya.
“Persatuan merupakan kunci bagi upaya mewujudkan perdamaian dan masa depan Palestina,” pungkas Menlu Retno.
Penandatanganan perjanjian di Beijing pada Selasa kemarin mengakhiri dialog rekonsiliasi selama tiga hari antara 14 kelompok Palestina di ibu kota Tiongkok.
Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menggambarkan kesepakatan tersebut sebagai kesepakatan untuk memerintah Jalur Gaza bersama-sama setelah perang yang sedang berlangsung berakhir.
Sementara itu, Israel mengecam perjanjian rekonsiliasi tersebut, dan tetap bertekad untuk menghancurkan Hamas selamanya.
Keterlibatan Hamas dalam pemerintahan Gaza pascaperang tidak dapat diterima oleh Israel dan Amerika Serikat, yang menganggapnya sebagai kelompok teroris.
Baca juga: Israel Kecam Kesepakatan Hamas-Fatah yang Dimediasi Tiongkok