Basarnas Aceh bersama tim SAR gabungan berhasil menemukan 69 orang pengungsi Rohingya dalam keadaan terapung di laut. Foto: Istimewa
Marcheilla Ariesta • 22 March 2024 17:20
Jakarta: Badan Pengungsi PBB (UNHCR) dan Badan Migrasi PBB (IOM) akan perkuat upaya beri bantuan untuk pengungsi di Indonesia. Komitmen diutarakan setelah kapal pengungsi Rohingya yang terbalik di lepas pantai Meulaboh, Aceh.
“UNHCR dan IOM memperkuat upaya dalam memberikan bantuan kemanusiaan dan perlindungan darurat kepada pengungsi yang tiba di Indonesia,” lanjut pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut menyebutkan, kedua badan ini bekerja sama dengan lembaga pemerintah, mitra LSM, dan masyarakat lokal untuk memberikan lingkungan yang aman bagi pengungsi dan memfasilitasi akses terhadap layanan-layanan penting.
Kegiatannya mencakup penyediaan layanan kesehatan (termasuk dukungan kesehatan mental), perbaikan tempat penampungan sementara, memastikan akses terhadap air bersih, makanan, sanitasi, dan pengelolaan limbah.
“UNHCR dan IOM menyampaikan apresiasi kepada pihak berwenang di Indonesia dan masyarakat lokal atas upaya penyelamatan jiwa para pengungsi dari perahu yang terbalik di Aceh Barat,” sambung mereka.
Respons proaktif pihak berwenang menunjukkan sisi kemanusiaan yang kuat, komitmen terhadap Peraturan Presiden Indonesia tentang Penanganan Pengungsi, dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip kemanusiaan pada saat krisis sebagaimana tercantum dalam Hukum Laut, lanjut mereka.
Di tengah banyaknya tantangan yang sedang berlangsung di kawasan ini, badan PBB ini mengingatkan perlunya pencarian segera sebagai upaya penyelamatan dan pendaratan yang aman bagi mereka yang membutuhkan.
“UNHCR dan IOM mengulangi seruan kepada negara-negara untuk mengadvokasi upaya bersama dalam memastikan pendaratan yang aman dan penyelamatan di laut bagi semua orang yang berada dalam kesulitan di seluruh wilayah,” sambung mereka.
Komunitas internasional, kata UNHCR, juga harus mempertahankan komitmennya untuk menegakkan prinsip-prinsip kemanusiaan dan melindungi hak dan martabat para pengungsi dan migran.
“Kawasan ini dan komunitas internasional perlu mendukung upaya-upaya untuk mengatasi faktor pendorong perpindahan dan akar penyebab pengungsian di Myanmar. Sampai permasalahan ini terselesaikan, para pengungsi akan terus melakukan perjalanan berbahaya untuk mencari keselamatan,” pungkas UNHCR.