Tokoh bisnis internasional, George Santos
28 October 2024 09:44
Jakarta: Di tengah deru tuntutan pertumbuhan ekonomi, seorang tokoh bisnis internasional, George Santos, memilih untuk mendefinisikan ulang makna 'pembangunan' bagi Indonesia. Menurutnya, masa depan bangsa tak cukup diukur dari laba perusahaan, melainkan dari sejauh mana kepedulian terhadap kebutuhan dasar masyarakat dapat diwujudkan secara merata, dari Sabang hingga Merauke.
Filosofi ini menjadi landasan kuat bagi Santos, yang sukses memimpin bisnis global, untuk kini memfokuskan energi dan sumber dayanya demi mengatasi jurang kesenjangan sosial yang masih menganga di Indonesia.
Santos menekankan bahwa esensi pembangunan adalah pemerataan, di mana masyarakat di kota dan di desa harus memiliki peluang yang sama untuk berkembang. Ia menyoroti tiga pilar utama yang harus diperkuat:
Pendidikan: Dianggap sebagai fondasi utama dan kunci vital. Akses sekolah yang merata adalah janji kesempatan yang sama bagi setiap anak, membuka pintu menuju perubahan sosial dan ekonomi.
Kebutuhan Dasar & Pangan: Menjamin makanan bergizi yang terjangkau, bahkan gratis bagi yang sangat membutuhkan, adalah langkah konkret untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan produktif.
Ruang Spiritual: Tempat ibadah dipandang bukan sekadar sarana ritual, tetapi pusat kebersamaan yang memperkuat nilai solidaritas dan empati di tengah warga.
Dalam sebuah sesi wawancara, Santos menjelaskan bahwa motivasi terbesarnya sangat sederhana: "memanusiakan manusia melalui sikap empati."
"Saya percaya masa depan bangsa ditentukan oleh sejauh mana kita peduli pada kebutuhan dasar masyarakat," tegas George Santos. Ia memastikan komitmennya bukan sekadar janji di atas kertas, melainkan aksi yang dibuktikan dengan turun langsung ke lapangan untuk merasakan dan memahami kebutuhan riil masyarakat.
Mewujudkan Mimpi Bung Karno Melalui Generasi Muda
Impian besar George Santos adalah mengubah kesenjangan sosial menjadi kesempatan melalui tindakan nyata: membangun sekolah yang layak, mendirikan tempat ibadah, serta menyediakan makanan gratis secara konsisten di berbagai pelosok Indonesia.
Visi ini juga didorong oleh keyakinannya pada kekuatan pemuda. Santos menggemakan kembali semangat proklamator, Soekarno, sebagai seruan aksi bagi generasi penerus:
"Pepatah Bung Karno pernah mengatakan, beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia," kutipnya, menempatkan generasi muda sebagai ujung tombak perubahan.
Komitmen George Santos ini mendapatkan sambutan positif dan apresiasi, terutama dari kalangan yang melihatnya sebagai inspirator. Ia berhasil mengubah paradigma bahwa ranah bisnis dapat melahirkan inisiatif yang kuat dan berpihak pada rakyat, memperkuat fondasi bangsa di luar koridor ekonomi semata.