Otoritas Denmark pantau keberadaan kapal Tiongkok Yipeng-3 atas kecurigaan terputusnya kabel optik bawah laut. Foto: Vessel Finder
Fajar Nugraha • 21 November 2024 17:52
Helsinki: Militer Denmark saat ini memantau keberadaan sebuah kapal Tiongkok, Yi Peng 3, yang diduga terkait dengan kerusakan kabel data di Laut Baltik. Kabel serat optik berkecepatan tinggi yang menghubungkan Finlandia dan Jerman terputus pada Senin 18 November 2024 dini hari, sementara kabel lain antara Lithuania dan Swedia rusak sehari sebelumnya.
Insiden ini menambah daftar kejadian serupa yang pernah terjadi di Laut Baltik lebih dari setahun yang lalu.
Data menunjukkan bahwa Yi Peng 3, sebuah kapal kargo, berada di sekitar lokasi kabel saat kerusakan terjadi. Kapal tersebut kini berlabuh di bagian utara Selat Denmark sejak Selasa 19 November 2024, sementara kapal selam Angkatan Laut Denmark, Soloven, juga berada di dekatnya.
“Kami hadir di area dekat kapal Tiongkok, Yi Peng 3,” kata angkatan bersenjata Denmark dalam unggahan di X.
Namun, mereka menegaskan belum ada hubungan langsung antara kapal tersebut dan kerusakan kabel, serta menolak memberikan komentar lebih lanjut.
Menteri Pertahanan Denmark, Troels Lund Poulsen, menyebut situasi ini serius, namun belum dapat dipastikan apakah kapal Yi Peng 3 terlibat dalam tindakan sabotase. Poulsen juga menolak memberikan rincian terkait interaksi militer Denmark dengan kapal tersebut.
Diketahui, Yi Peng 3 berangkat dari pelabuhan Rusia, Ust-Luga, pada Jumat lalu. Meskipun kapal kargo kerap berhenti di laut untuk pengisian bahan bakar, lokasi kapal di dekat Denmark bukanlah tempat yang biasa untuk aktivitas semacam itu.
Sementara itu, polisi Swedia tengah menyelidiki insiden ini sebagai kemungkinan sabotase. Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, juga menyatakan bahwa insiden tersebut harus diselidiki sebagai tindakan sabotase.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, menegaskan bahwa pemerintah Tiongkok selalu memenuhi kewajibannya sebagai negara bendera. Jian juga menyebut bahwa Tiongkok meminta seluruh kapal berbendera nya mematuhi hukum dan regulasi internasional serta berkomitmen melindungi infrastruktur informasi global, termasuk kabel bawah laut.
“Tiongkok selalu memenuhi kewajiban sebagai negara bendera dan meminta kapal-kapal Tiongkok untuk mematuhi hukum serta peraturan yang berlaku," ujar Lin.
Ia menambahkan bahwa “Tiongkok sangat mementingkan keamanan infrastruktur dan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk memajukan pembangunan serta perlindungan infrastruktur informasi global, termasuk kabel bawah laut."
Jerman, yang masih mengingat serangan terhadap pipa gas Nord Stream pada 2022, telah meningkatkan patroli di wilayah pesisir utara mereka. Kementerian Dalam Negeri Jerman menegaskan bahwa perlindungan terhadap infrastruktur kritis kini menjadi prioritas utama.
Di sisi lain, Angkatan Laut Swedia telah memulai investigasi bawah laut untuk mencari tahu penyebab kerusakan kabel tersebut. Juru bicara Angkatan Laut Swedia, Jimmie Adamsson, menyatakan bahwa penyelidikan di dasar laut saat ini sedang berlangsung.
Insiden ini menambah ketegangan di kawasan Baltik, memicu kekhawatiran tentang keamanan infrastruktur kritis dan potensi ancaman geopolitik yang lebih luas. (Muhammad Reyhansyah)