Siti Yona Hukmana • 22 September 2024 23:52
Jakarta: Juru bicara Anies Baswedan, Usamah Abdul Azis, merespons gerakan mencoblos semua pasangan calon Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Dia mengeklaim hal itu tak masalah, karena surat suara telah tersedia untuk semua daftar pemilih tetap (DPT).
"Karena kalau kita lihat ini kan bentuk hak. Surat suaranya sudah ada, kertas suara setiap orang sudah ada. Artinya bukan pemborosan," kata Usamah dalam program Crosscheck Medcom.id, Minggu, 22 September 2024.
Menurutnya, setiap pemilih mempunyai hak atas surat suara tersebut. Baik digunakan atau tidak digunakan, kata dia, surat suara itu juga ujung-ujungnya dibuang.
"Dicoblos atau tidak kertas suara itu sudah ada sesuai dengan nama sesuai dengan jumlah. Jadi sebenarnya bukan pemborosan," ujarnya.
Usamah menerangkan gerakan mencoblos semua pasangan calon itu bentuk ekspresi dari anak muda pendukung Anies Baswedan. Justru, kata dia, pandangan itu harus dihargai. Bahkan, sikap ini dinilai lebih baik ketimbang tidak datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
"Kalau tidak datang malah kalau tidak menggunakan hak suaranya itu lebih banyak negatifnya, jadi kalau datang dengan protes hal seperti itu mungkin lebih baik," ucapnya.
Komunikolog Politik Emrus Sihombing menilai gerakan pencoblosan semua pasangan calon oleh pendukung Anies Baswedan tidak mendidik. Gerakan ini muncul setelah eks Gubernur DKI Jakarta itu batal mendaftar sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta pada
Pikada Serentak 2024.
"Nah, kalau dilakukan gerakan coblos semua itu tidak mendidik saya siap berdebat dengan siapapun," kata Emrus dalam program Crosscheck Medcom.id, Minggu, 22 September 2024.
Emrus mengatakan hak memilih dan tidak memilih itu memang ada dalam demokrasi. Namun, bila datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dan mencoblos semua Paslon itu dinilai pemborosan.
"Waktunya habis, tenaganya habis, ongkosnya habis lalu dicoblos itu kertas suara semua penuh, jadi pemborosan dan tidak pendidikan politik," tekan dia.
Gerakan agar mencoblos semua paslon Pilkada Jakarta 2024 muncul akibat kekecewaan pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan atau disebut Anak Abah karena Anies tak diwadahi partai politik (parpol) untuk dapat maju di kontestasi tersebut.
KPU menetapkan tiga calon pasangan calon pada Pilkada DKI Jakarta. Yakni Pramono Anung-Rano Karno, Ridwan Kamil-Suswono, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana.