Korsel Perintahkan Inspeksi Keselamatan usai Kebakaran Pabrik Baterai

Kebakaran melanda sebuah pabrik baterai litium di kota Hwaseong, Korea Selatan, 25 Juni 2024. (Yonhap / EPA-EFE)

Korsel Perintahkan Inspeksi Keselamatan usai Kebakaran Pabrik Baterai

Medcom • 26 June 2024 17:14

Hwaseong: Pemerintah Korea Selatan (Korsel) memerintahkan inspeksi keselamatan mendesak di sejumlah lokasi industri berisiko tinggi pada Rabu ini, dua hari setelah kebakaran di sebuah pabrik baterai litium menewaskan 22 pekerja dan membuat satu lainnya dinyatakan hilang.

Pejabat dari berbagai lembaga, termasuk Badan Forensik Nasional, kepolisian dan pemadam kebakaran, memasuki lokasi kejadian sebagai bagian dari penyelidikan bersama.

"Kebakaran di dalam gudang berisi 35.000 baterai litium menghasilkan asap beracun. Para pekerja kemungkinan besar kehilangan kesadaran dan meninggal dunia dalam hitungan detik," kata dinas pemadam kebakaran setempat, dikutip dari Malay Mail, Rabu, 26 Juni 2024.

Meski ada seruan berulang kali untuk meningkatkan keselamatan di tempat kerja, kebakaran ini merupakan kecelakaan industri terbaru di Korea Selatan, negara di mana puluhan pekerja manufaktur kehilangan nyawa mereka pada setiap tahunnya.

"Saya meminta Kementerian Tenaga Kerja dan Perindustrian, serta Badan Pemadam Kebakaran Nasional untuk melakukan inspeksi keselamatan darurat," kata Perdana Menteri Han Duck-soo dalam rapat kabinet.

"Jika ada kekhawatiran akan terjadinya kecelakaan, segera ambil tindakan," tegasnya.

Sebelumnya, sekitar 17 dari 22 pekerja yang meninggal dunia merupakan warga Tiongkok. Seorang warga Laos juga termasuk di antara korban tewas. 

Kebanyakan dari korban dipekerjakan sementara untuk bekerja di pabrik pengepakan baterai litium primer yang dijalankan perusahaan tak terdaftar, Aricell.

Pabrik tersebut terletak di Hwaseong, sebuah klaster industri di barat daya ibu kota Seoul. Petugas pemadam kebakaran dengan anjing pelacak menyisir bangunan yang hancur untuk mencari satu orang yang masih hilang.

"Petugas menemukan sisa jenazah manusia dan barang-barang pribadi yang akan diuji DNA untuk proses identifikasi," kata petugas pemadam kebakaran Hwaseong, Kim Jin-young.

Baca juga:  Tragis! 22 Tewas Imbas Kebakaran Pabrik Baterai Litium Korsel

Didirikan tahun 2020, Aricell membuat baterai utama litium untuk sensor dan perangkat komunikasi radio. Menurut pengajuan peraturan terbaru dan profil LinkedIn, perusahaan ini memiliki 48 karyawan.

Menurut website S-Connect, sebagian besar Aricell dimiliki S-Connect 096630.KQ yang memasok suku cadang baterai lithium-ion ke Samsung SDI 006400.KS yang merupakan salah satu pembuat baterai sekunder utama di Korea Selatan.

Sejumlah dokumen menunjukkan bahwa Aricell mencatat kerugian operasional sebesar 2,6 miliar won atau setara Rp31 miliar tahun lalu.

Jumlah tersebut berasal dari hasil pendapatan sebesar 4,8 miliar won (Rp56 miliar) dan peningkatan akumulasi utang sebesar 14 persen menjadi 23,8 miliar won (Rp281 miliar). Aricell terus mencatat kerugian pada setiap tahunnya sejak pertama didirikan.

Saham S-Connect yang terdaftar di indeks junior Kosdaq kini turun 6 persen setelah anjlok 22,5 persen menyusul kebakaran tersebut.

Seorang pejabat Kementerian Tenaga Kerja Korsel mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya sedang menyelidiki Aricell mengenai apakah mereka mematuhi peraturan keselamatan dan telah memberikan pelatihan keselamatan yang cukup bagi pekerja asing.

"Pelanggaran terhadap peraturan tersebut dapat dikenakan tuntutan pidana," kata pejabat tersebut yang meminta tidak disebutkan namanya. 

Sementara itu, banyak jenazah yang masih belum teridentifikasi. Wartawan Reuters melihat beberapa anggota keluarga yang menangis dan mencoba memasuki lokasi kejadian yang telah ditutup petugas. (Theresia Vania Somawidjaja)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)