BNPB Siapkan Daerah Antisipasi Bencana Hidrometeorologi di Penghujung 2024

Ilustrasi hujan lebat disertai angin kencang. MI/Susanto

BNPB Siapkan Daerah Antisipasi Bencana Hidrometeorologi di Penghujung 2024

Atalya Puspa • 1 December 2024 23:18

Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempersiapkan daerah untuk melakukan langkah antisipatif. Upaya ini dilakukan guna menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi akibat potensi cuaca ekstrem di akhir tahun 2024. 

“Kami datang ke setiap provinsi, lalu bersama seluruh kabupaten/kota di provinsi itu melakukan rapat kesiapsiagaan bersama seluruh forkopimda provinsi, kabupaten/kota,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari. saat dihubungi, Minggu, 1 Desember 2024. 

Salah satunya yang sudah dilakukan ialah rapat koordinasi penanganan bencana hidrometeorologi basah di Bandung beberapa waktu lalu untuk melakukan persiapan jelang pelaksanaan libur natal 2024 dan tahun baru 2025 di wilayah Jawa Barat.

Dalam rakor tersebut, Abdul menyatakan bahwa Kepala BNPB menyampaikan empat strategi untuk menangani banjir di wilayah Bandung. Pertama, para pemangku kebijakan daerah yang memiliki historis kejadian bencana tinggi menetapkan status siaga darurat sesuai dengan prediksi hujan tinggi dari BMKG.

Kedua yakni dengan melakukan apel kesiapsiagaan untuk pengecekan personel serta logistik dan peralatan yang dimiliki. Lebih lanjut, ketiga dengan melakukan langkah kesiapsiagaan sesuai rencana kontinjensi dan rencana operasi. Terakhir, untuk daerah yang sudah mengalami bencana untuk segera menetapkan status tanggap darurat.

 

Baca juga: 

BMKG Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada Potensi Hujan Lebat Hingga 5 Desember


Abdul melanjutkan, ada sejumlah wilayah yang juga menjadi prioritas, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatra Utara Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. 

“Rapat kesiapsiagaan bersama provinsi juga untuk mendistribusikan dukungan logistik dan dana siap pakai agar daerah memiliki sumber daya menghadapi potensi kedaruratan,” pungkas Abdul. 

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama periode Natal 2024 dan tahun baru 2025. 

Kondisi tersebut, kata dia, dipicu oleh sejumlah faktor. Diantaranya, fenomena La Nina yang mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20-40 persen. Fenomena ini akan berlangsung mulai akhir tahun 2024 hingga setidaknya April 2025.

Selain itu, tambah Dwikorita, terdapat pula dinamika atmosfer lain yang diprediksikan pada periode Nataru aktif bersamaan, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Cold Surge yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia yang juga berpotensi menambah intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia.

"Untuk itu, kami mewanti-wanti masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat berdampak pada bencana hidrometeorologi di wilayah Indonesia seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, khususnya pada periode Nataru 2024/2025," ungkap Dwikorita.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)