Ketum Kadin Anindya Bakrie dalam acara Investor Network Summit 2024. Foto: Istimewa.
Anggi Tondi Martaon • 8 December 2024 14:37
Jakarta: Ketua Umum (Ketum) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie mengatakan, industri pasar modal akan membaik mulai tahun depan. Keyakinan tersebut berdasarkan kuatnya kondisi fundamental ekonomi Indonesia.
Hal itu disampaikan Anindya saat menjadi keynote speaker Investor Network Summit 2024. Anindya menyampaikan, kekuatan ekonomi Indonesia dikarenakan akan adanya program-program Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, salah satunya makan bergizi gratis.
"Saya enggak akan bohong mengatakan bahwa dalam waktu 1-1,5 tahun ini (industri pasar modal) choppy. Karena apa, karena kalau kita lihat (pasar modal) di US is very attractive (sangat menarik), pasti choppy (fluktuatif). Tetapi, the good thing is fundamentally I think we are strong,” kata Anindya, melalui keterangan tertulis, Minggu, 8 Desember 2024.
Dia menjelaskan, daya tarik investasi Amerika Serikat (AS) adalah faktor yang membuat harga saham dan obligasi Indonesia fluktuatif. Dikarenakan fundamental ekonomi Indonesia, maka ada kecenderungan naik di tengah kondisi fluktuatif tersebut.
“Strong fundamentals only look stronger during turbulence (fundamental yang kuat hanya terlihat lebih kuat ketika terjadi turbulensi),” tegas Anindya.
Selain itu, dia memuji kebijakan Presiden Prabowo. Selain ingin memberikan keadilan kepada masyarakat, Kepala Negara juga ingin membangun soft infrastructure, seperti program makan bergizi gratis yang dianggap sebagai investasi masa depan dengan terbentuknya sumber daya manusia yang sehat.
“Yang paling penting kan adalah gizi,” sebut dia.
Dia menyebut ada dua keuntungan yang diperoleh Indonesia dari program makan begizi gratis. Pertama, yang paling mudah untuk investasi masa depan.
Kedua, adalah program-program belanja pemerintah yang juga akan difokuskan pada kesehatan dan pendidikan. “Ini
multiplier effect-nya akan sangat besar,” jelas Anindya
Indonesia Pemimpin Potensial Global South
Dalam kesempatan itu, Anindya Bakrie juga mengungkapkan optimismenya bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin negara-negara Global South di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi dunia.
Anindya menceritakan, dalam lawatannya bersama Presiden Prabowo ke Tiongkok, Amerika Serikat, Peru, Brazil, dan Inggris, China, AS, Peru, Brazil, dan Inggris, ia mengamati bahwa Indonesia kini dipandang sebagai contoh yang bersinar dari negara-negara berkembang.
“Di (KTT) APEC dan (KTT) G20, Indonesia dianggap sebagai pemimpin potensial Global South. Sumber daya melimpah, jumlah penduduk yang besar, dan posisi non-blok Indonesia menjadi nilai tambah yang diakui dunia,” jelas Anindya.
Menurutnya, di tengah persaingan kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia, Indonesia tetap konsisten dalam membangun kerja sama strategis dengan berbagai pihak. Hal ini terlihat dari keberhasilan Indonesia mengamankan investasi besar, seperti proyek transisi energi bersama British Petroleum senilai 7,2 miliar dolar AS.
“Di tengah tekanan geopolitik, kepercayaan terhadap Indonesia justru meningkat. Negara-negara lain melihat kita mampu menjaga stabilitas dan menjadi mitra strategis di kawasan Asia Pasifik,” ujarnya.
Dengan fokus pada pembangunan soft infrastructure dan kebijakan industrialisasi, Anindya percaya Indonesia akan semakin kuat di tengah ketidakpastian global.
“Kepercayaan dunia terhadap Indonesia bukan hanya pada sumber daya, tapi juga pada kemampuan kita (Pemerintahan Prabowo) menjaga rule of law dan memperkuat ekonomi,” tegas Anindya.