Banyak Efisiensi di Industri, Talenta Digital Dituntut Makin Kompeten

Ekonomi digital. Foto: Medcom.id.

Banyak Efisiensi di Industri, Talenta Digital Dituntut Makin Kompeten

Arif Wicaksono • 28 November 2023 20:22

Jakarta: Laporan eConomy SEA 2023 memproyeksikan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia pada 2023 hanya mencapai 8 persen atau jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 20 persen. Alhasil hal ini membuat perlambatan ekonomi digital telah mengakibatkan efisiensi besar-besaran di industri digital.

Dampak fenomena ini lantas menuntut talenta digital untuk menjadi lebih kompetitif dan mengembangkan kompetensi unggul sesuai dengan dinamika industri yang terus berubah.

Dalam konteks ini, upskilling dan reskilling bagi talenta digital menjadi sangat penting untuk tetap relevan di era industri digital saat ini. Keduanya dianggap sebagai langkah strategis agar talenta digital dapat memenuhi tuntutan industri yang terus berkembang.

Anak perusahaan Telkomsel yang fokus mengembangkan ekosistem digital di Indonesia, INDICO, menilai kondisi industri yang menantang saat ini tidak hanya menuntut pelaku industri untuk tetap relevan, namun juga talenta digital yang semakin kompetitif. Hal inilah yang menjadi fokus salah satu anak perusahaan INDICO, yaitu Kuncie, sebagai platform edtech.

"Kami optimistis, fokus Kuncie untuk turut meningkatkan kompetensi talenta digital di Indonesia ini dapat memberikan dampak signifikan bagi perkembangan industri digital di tengah iklim yang menantang saat ini," jelas CEO INDICO Andi Kristianto, dalam keterangan resmi, Selasa, 28 November 2023.

INDICO juga fokus untuk mengembangkan Kuncie dalam menciptakan dampak positif dengan mendorong Kuncie untuk menerapkan strategi bisnis yang efektif melalui dukungan ekosistem digital dari industri telekomunikasi.

Urgensi peningkatan kompetensi bagi talenta digital juga bahkan telah menjadi kebutuhan di skala global. Hasil riset World Economic Forum menunjukkan setengah dari tenaga kerja global membutuhkan reskilling dan upskilling pada 2025 untuk tetap memiliki relevansi di era kerja yang terus berubah oleh kemajuan teknologi. Pentingnya reskilling dan upskilling ini juga terlihat melalui langkah progresif pemerintah, seperti inisiatif program Kartu Prakerja.

Kekurangan talenta digital

Kekurangan talenta digital yang berkualitas adalah masalah umum di banyak industri. Oleh karena itu, upskilling dan reskilling akan berpotensi meningkatkan produktivitas talenta digital sekaligus mengisi kesenjangan keterampilan.

Sebab, talenta yang akrab dengan alat dan teknologi terbaru dapat bekerja lebih efisien, menghemat waktu, dan meningkatkan output kerja. Selain itu, kombinasi antara produktivitas kerja dan keterampilan yang diperoleh diharapkan dapat menciptakan berbagai inovasi dan kreativitas dari para talenta digital.

CEO Kuncie Hendra Saputra mengatakan upskilling dan reskilling bukan hanya sekadar pilihan, melainkan sebuah keniscayaan bagi talenta digital. Hal ini akan membantu talenta digital dalam mempertahankan relevansinya di pasar kerja yang dinamis serta membuka peluang bagi mereka untuk berperan aktif dalam inovasi dan kepemimpinan.

"Pada akhirnya, kami melihat upskilling dan reskilling sebagai langkah strategis untuk menciptakan industri yang kondusif dengan talenta digital yang mampu terus berkembang, beradaptasi, dan bertahan di setiap perubahan,” tegas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)