Kemenekraf Dorong Penguatan Ekosistem Film Aceh

Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya. Dok. Istimewa

Kemenekraf Dorong Penguatan Ekosistem Film Aceh

Achmad Zulfikar Fazli • 26 November 2025 21:22

Aceh: Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf) menyelenggarakan program Bioskop Alternatif dan Workshop Film Aceh sebagai upaya memperluas akses tontonan, serta meningkatkan kapasitas sineas daerah. Kegiatan ini menghadirkan ruang pemutaran film di luar bioskop komersial, serta pembekalan praktis bagi pelaku perfilman lokal agar karya mereka menembus pasar yang lebih luas.

Bioskop Alternatif bertajuk Sinema Rakyat Aceh digelar di Taman Budaya Banda Aceh dengan konsep penyediaan ruang nonton di gedung teater, serta sistem pemisahan tempat duduk sesuai dengan jenis kelamin. Program ini menayangkan film yang pernah dan sedang beredar di bioskop nasional, termasuk karya komunitas lokal, dengan kapasitas hingga 400 penonton per sesi.

Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya menegaskan pentingnya inisiatif ini dalam mendorong ekosistem perfilman daerah.

“Kami ingin memastikan sineas Aceh memiliki akses setara terhadap ruang apresiasi dan pasar. Melalui bioskop alternatif dan workshop ini, talenta lokal didorong memahami rantai nilai industri, dari produksi hingga distribusi, agar karya mereka berkelanjutan dan berdaya saing,” ujar Teuku Riefky dalam keterangannya, Rabu, 26 November 2025.

Rangkaian penayangan berlangsung pada 24–25 November 2025, dengan beberapa sesi, menampilkan judul seperti Keluarga Cemara 2, Tegar, Nussa the Movie, Cocote Tonggo, dan Sore: Istri dari Masa Depan. Kurasi ini dirancang untuk memperkaya pilihan tontonan sekaligus mendekatkan publik pada karya sinema Indonesia.

Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal mengatakan acara ini bukan hanya untuk menonton film, tapi juga bagaimana bisa merayakan rasa kebersamaan, semangat kreatif masyarakat Banda Aceh yang dikenal sebagai daerah yang berbudaya. Menurut dia, kegiatan seperti dapat terus menghidupkan denyut kreativitas itu.

Mengenai persoalan bioskop, dia menyebutkan terus menerima aspirasi dan keresahan warga untuk ruang hiburan tersebut.

"Bukan soal hitam putih, bukan soal menolak menerima, tapi juga bagaimana memastikan ruang hiburan yang hadir tetap sesuai dengan karakter dan nilai masyarakat Aceh. Ada beberapa alternatif yang sudah pernah kita bahas bersama. Mulai dari pengawasan yang lebih kuat, pengaturan kategori tontonan, hingga konsep ruang yang lebih terkurasi, tapi pada akhirnya yang paling penting adalah kesiapan kita bersama untuk menjaga ruang hiburan tersebut agar tetap aman, nyaman, dan juga membawa dampak positif," ujar dia.

Selain itu, Menteri Ekraf meninjau langsung pameran Kolaborasi Kreatif Aceh (KOLATIF ACEH), sebuah pameran yang memperlihatkan hasil workshop dari Direktorat Kementerian Ekraf. 

Booth yang ditampilkan hasil Akselerasi Fesyen Muslim dari NINANO, Ayu Modiste, Lyucloe, PUCÔK, Ija Kroeng, Cut Junischa, SARARIZQA, Minyeuk Pret Florimia, dan La Mojo. Kemudian, workshop Kreatif Santri Indonesia (KREASI) menampilkan karya foto para santri. Terakhir, hadirnya workshop KRIYASI Aceh hasil karya Publo, Pucok dan Fitri Souvenir.


 

Baca Juga: 

Kemenkraf Kirim 6 Karya Film dan Animasi Indonesia ke ATF 2025


Selain pemutaran, Kementerian Ekonomi Kreatif menggelar Workshop Film bertajuk "Optimalisasi Akses Pasar – Narasi Lokal Menembus Bioskop dan Platform Global" di Hermes Palace Hotel Banda Aceh. Kegiatan ini menyasar 100 peserta dari komunitas film, dinas terkait, serta masyarakat umum, dengan materi produksi lokal, video promosi dan penyuntingan, hingga distribusi digital.

Workshop menghadirkan narasumber berpengalaman, antara lain Bayu Skak, Bhre Aditya, dan Gina Golda Pangaila, untuk memberikan pembekalan komprehensif disertai sesi tanya jawab. 

Menteri Ekraf berharap melalui rangkaian kegiatan ini, Aceh dapat melahirkan karya sinema yang tidak hanya relevan secara kultural, tetapi juga kompetitif secara industri, sejalan dengan penguatan ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan nasional.

"Saya berharap adik-adik bisa menjadi generasi penerus Aceh ya dan dan juga semakin kreatif dan tetap menjaga kearifan lokal," ujar dia.

Pendekatan ini diharapkan memperkuat daya saing pelaku film Aceh melalui peningkatan kualitas karya dan strategi pemasaran yang terukur. Program ini menjadi wujud sinergi antara pemerintah dan komunitas untuk memperkuat literasi film, memperluas jangkauan penonton, serta membuka peluang kolaborasi dengan platform distribusi nasional maupun global.

Langkah ini juga mempertegas komitmen Kementerian Ekonomi Kreatif dalam memperluas akses pasar dan meningkatkan kualitas subsektor film di daerah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Achmad Zulfikar Fazli)