Sanksi Rusia-Iran Bikin Harga Minyak Dunia ke Level Tertinggi

Ilustrasi harga minyak. Foto: Freepik.

Sanksi Rusia-Iran Bikin Harga Minyak Dunia ke Level Tertinggi

Husen Miftahudin • 12 February 2025 12:13

Jakarta: Harga minyak mentah mengalami kenaikan ke level tertinggi dalam dua minggu pada perdagangan Selasa (11/2). Faktor utama yang mendorong kenaikan ini adalah meningkatnya kekhawatiran terhadap pasokan minyak akibat sanksi terhadap Rusia dan Iran, serta ketegangan yang terus memanas di Timur Tengah.
 
Meskipun terdapat kekhawatiran tarif perdagangan baru dapat memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global, sentimen pasar tetap kuat dalam mempertahankan harga minyak di jalur kenaikan.
 
Berdasarkan analisis dari analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha, kombinasi candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan bahwa trend bullish semakin terbentuk pada harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI). Pada Rabu (12/2), WTI berada di level $73,32 setelah mengalami kenaikan sebesar USD1,00 atau 1,4 persen dalam perdagangan terbaru.
 
"Ini merupakan kenaikan hari ketiga berturut-turut dan mencatatkan harga penutupan tertinggi sejak 28 Januari lalu," sebut Andy dikutip dari analisis hariannya, Rabu, 12 Februari 2025.
 
Dari sudut pandang teknikal, proyeksi harga minyak untuk hari ini menunjukkan potensi kenaikan lebih lanjut hingga mencapai level USD74,5. Namun, apabila terjadi reversal dan harga gagal menembus level tersebut, maka koreksi harga dapat membawa WTI turun ke level USD70,5 sebagai target terdekat.
 
"Para trader dan investor disarankan untuk terus mengamati pergerakan harga dengan mempertimbangkan faktor fundamental yang memengaruhi pasar," ucap dia mengingatkan.
 
Dari sisi fundamental, tekanan sanksi dari AS terhadap ekspor Iran dan Rusia masih memberikan dampak signifikan pada aliran pasokan minyak global. AS telah menargetkan berbagai pihak terkait, termasuk produsen, perusahaan asuransi, dan operator kapal tanker, yang menghambat pengiriman minyak Rusia ke Tiongkok dan India, dua importir minyak terbesar dunia.
 
"Selain itu, sanksi baru terhadap jaringan pengiriman minyak Iran ke Tiongkok semakin memperketat pasokan global," paparnya.
 

Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik Lagi, Brent Melejit Jadi USD77/Barel


(Ilustrasi pergerakan harga minyak. Foto: dok ICDX)
 

Konflik geopolitik di Gaza memanas

 
Di kawasan Timur Tengah, potensi eskalasi konflik juga menjadi faktor pendukung kenaikan harga minyak. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan jika Hamas tidak membebaskan sandera Israel paling lambat Sabtu siang, maka gencatan senjata di Gaza akan berakhir.
 
Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan dari Presiden AS Donald Trump, yang mengancam akan membatalkan gencatan senjata dan membiarkan kekacauan terjadi jika tuntutannya tidak dipenuhi.
 
Meskipun demikian, ada faktor yang dapat menahan kenaikan harga minyak, yaitu ketidakpastian global akibat kebijakan perdagangan AS. Pada Senin, Trump menaikkan tarif impor baja dan aluminium ke AS sebesar 25 persen, tanpa pengecualian.
 
Keputusan ini dikecam oleh Meksiko, Kanada, dan Uni Eropa, yang menganggap kebijakan ini berpotensi memicu perang dagang. Jika perang dagang benar-benar terjadi, maka pertumbuhan ekonomi global bisa melambat, yang pada akhirnya akan menurunkan permintaan minyak.
 
"Secara keseluruhan, harga minyak WTI berpotensi melanjutkan tren bullish dengan target kenaikan di USD74,5. Namun, pelaku pasar tetap harus waspada terhadap kemungkinan koreksi harga akibat faktor makroekonomi global dan perkembangan geopolitik di Timur Tengah," terang Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)