Harga Minyak Dunia Melejit 4% setelah Trump Tunda Tarif Impor

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Harga Minyak Dunia Melejit 4% setelah Trump Tunda Tarif Impor

Husen Miftahudin • 10 April 2025 08:58

Houston: Harga minyak dunia naik lebih dari empat persen pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB), bangkit kembali dari posisi terendah dalam empat tahun di awal sesi perdagangan.
 
Ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ia akan terus meningkatkan tarif terhadap Tiongkok, tetapi menghentikan tarif yang ia umumkan minggu lalu untuk sebagian besar negara lain.
 
Trump mengesahkan penghentian sementara selama 90 hari dan menaikkan tarif untuk Tiongkok menjadi 125 persen, yang berlaku segera. Tarif 104 persen yang diumumkan sebelumnya untuk Tiongkok mulai berlaku pada Rabu.
 
Mengutip data Yahoo Finance, Kamis, 10 April 2025, harga minyak berjangka Brent ditutup naik USD2,66, atau 4,23 persen, menjadi USD65,48 per barel. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS ditutup naik USD2,77, atau 4,65 persen, menjadi USD62,35. Kedua kontrak tersebut telah turun sekitar tujuh persen di awal sesi perdagangan sebelum pembalikan.
 

Baca juga: Hore! Trump Akhirnya Pangkas Tarif Impor dari Indonesia Jadi 10%


(Ilustrasi pergerakan harga minyak. Foto: dok ICDX)
 

Tiongkok pasang 84% tarif impor dari AS

 
Tiongkok sendiri mengumumkan tarif tambahan untuk barang-barang impor dari AS, dengan mengenakan tarif sebesar 84 persen mulai Kamis. Namun, perang dagang yang meningkat antara Tiongkok dan AS terus menekan harga minyak. Konflik perdagangan tersebut memicu kekhawatiran akan terjadinya resesi global.
 
Penanggulangan di Kanada, mitra dagang utama AS, juga mulai berlaku pada Rabu. Negara-negara di Uni Eropa sepakat pada Rabu untuk mengenakan tarif 25 persen pada berbagai impor AS dalam putaran pertama penanggulangan.
 
Sementara itu, keputusan minggu lalu oleh kelompok produsen OPEC+ untuk menaikkan produksi pada Mei sebesar 411 ribu barel per hari, menurut para analis, kemungkinan akan mendorong pasar menjadi surplus, sehingga membatasi kenaikan minyak.
 
Di AS, persediaan minyak mentah naik sebesar 2,6 juta barel menjadi 442,3 juta barel minggu lalu, kata Badan Informasi Energi, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan sebesar 1,4 juta barel.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)