Demi Ekonomi Tumbuh 8%, Peran UMKM Terus Digenjot

Ilustrasi toko kelontong skala UMKM. Foto: dok MI.

Demi Ekonomi Tumbuh 8%, Peran UMKM Terus Digenjot

Husen Miftahudin • 18 March 2025 10:24

Jakarta: PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) berkomitmen untuk terus mendorong peran UMKM dalam mewujudkan ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga delapan persen. Hal itu dilakukan dengan menggelar acara The Big Idea Forum bertema 'Pahlawan Ekonomi Bangsa: Kekuatan UMKM untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi 8%'.
 
Acara yang dihadiri 1.000 UMKM binaan Sampoerna ini menggarisbawahi peran penting UMKM dalam menggerakkan ekonomi Indonesia. Berbagai strategi pemberdayaan UMKM dibahas, menyoroti peran UMKM sebagai katalisator utama pertumbuhan ekonomi nasional dan pentingnya kolaborasi multisektor untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi delapan persen.
 
Chief Executive Officer (CEO) Philip Morris International (PMI) Jacek Olczak menyatakan Indonesia memainkan peran sentral dalam rantai pasokan global PMI dan merupakan salah satu tujuan utama PMI untuk investasi jangka panjang dan inovasi berkelanjutan.
 
Sejak 2005, PMI telah menginvestasikan lebih dari USD6,4 miliar untuk mendukung operasional Sampoerna di Indonesia, termasuk untuk bermitra dengan lebih dari 22 ribu petani tembakau dan cengkih, menyerap lebih dari 90 ribu karyawan langsung dan tidak langsung, melibatkan lebih dari 1,5 juta peritel di seluruh Indonesia, serta membina lebih dari 347 ribu UMKM di Indonesia.
 
"Sampoerna telah menjadi bagian integral dari PMI, di mana saya menyaksikan kemampuan luar biasa Sampoerna dalam menjalankan kegiatan usaha yang selaras dengan target dan tujuan Pemerintah Indonesia, khususnya dalam investasi jangka panjang dan mendorong inovasi yang bertumpu pada ekosistem dan hilirisasi industri dalam negeri," kata Jacek dalam sambutannya di Grand Ballroom, Hotel Ritz Carlton Pacific Place, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 18 Maret 2025.
 
Komitmen terhadap inovasi membuat PMI berada di garis depan kemajuan industri sekaligus berdampak positif pada perekonomian. Saat ini, PMI mengoperasikan 16 fasilitas produksi produk tembakau inovatif bebas asap di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
 
Investasi produk bebas asap PMI di Indonesia adalah sebesar USD330 juta, termasuk untuk fasilitas produksi produk tembakau inovatif bebas asap di Karawang, Jawa Barat, yang berorientasi ekspor di wilayah Asia Pasifik dan pasar domestik. Di dalam pabrik tersebut, PMI juga memiliki laboratorium penelitian dan pengembangan kelas dunia yang dikelola oleh 200 tenaga ahli Indonesia.
 
"Investasi ini merupakan bukti kepercayaan PMI terhadap Indonesia. Saya juga mengapresiasi Pemerintah Indonesia atas upaya konsisten dalam menciptakan iklim investasi kondusif bagi pelaku usaha dan mempromosikan stabilitas ekonomi yang menjamin kesejahteraan rakyat. Hal inilah yang mendorong kami untuk ikut berpartisipasi dalam mendukung Pemerintah dalam mengembangkan UMKM Indonesia," tutur dia.
 

Baca juga: Pemerintah Manfaatkan Momentum Lebaran Kerek Perekonomian Nasional


(Acara The Big Idea Forum yang diikuti 1.000 UMKM binaan Sampoerna. Foto: dok Sampoerna)
 

Ekonomi RI tunjukkan ketahanan luar biasa

 
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan apresiasi tinggi kepada PMI atas investasinya di Indonesia dan kepada Sampoerna atas dukungannya terhadap UMKM di seluruh Nusantara.
 
Menurut dia, ekonomi domestik Indonesia menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Airlangga secara khusus memuji pertumbuhan pesat SRC yang kini telah melampaui jumlah retail modern di Tanah Air, dengan omzet yang juga mengalami peningkatan signifikan.
 
"Beberapa tahun lalu, jumlah SRC lebih kecil dibandingkan retail modern. Namun, hari ini retail modern berjumlah sekitar 80 ribu, sementara SRC telah mencapai 250 ribu. Dari segi omzet, retail modern lebih tinggi, di atas Rp330 triliun, tetapi SRC akan segera mengejar dengan omzet yang sudah mencapai Rp236 triliun (per tahun)," sebut Airlangga.
 
Airlangga melanjutkan, UMKM yang go digital seperti SRC telah menunjukkan hasil yang lebih baik. SRC telah mengadopsi QRIS untuk transaksi nontunai dan dapat memanfaatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui kerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
 
Pemerintah mengalokasikan KUR sebesar Rp300 triliun, dengan sektor perdagangan sebagai salah satu fokus utama. SRC dan mitra produksinya dapat memanfaatkan fasilitas KUR untuk mengembangkan usaha mereka.
 
"Terutama KUR sektor perdagangan, ada di SRC. Kami ingin mendorong mitra produksi SRC agar dapat berkembang lebih jauh. Selain itu, kerja sama SETC dengan Kartu Prakerja akan melatih lebih banyak pengusaha UMKM di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah mengapresiasi SRC dan SETC karena telah membantu ratusan ribu UMKM di seluruh Indonesia," tambah dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)