Bisnis Perhotelan Didorong Adopsi Kebijakan Telur Bebas Sangkar

Aksi damai menyuarakan penerapan kebijakan 100 persen telur bebas sangkar

Bisnis Perhotelan Didorong Adopsi Kebijakan Telur Bebas Sangkar

Whisnu Mardiansyah • 19 July 2025 18:27

Jakarta: Act for Farmed Animals, sebuah koalisi perlindungan hewan antara Sinerga Animal dan Animal Friends Jogja, menggelar aksi damai menyuarakan penerapan kebijakan 100 persen telur bebas sangkar. Aksi ini bertujuan untuk mendorong telur bebas sangkar yang dapat membantu banyak ayam yang hidup di kandang sempit.

Aksi protes tersebut melibatkan 14 relawan yang memegang spanduk dan mengenakan kostum pengantin, topeng ayam dan kandang sangkar di kepala, merepresentasikan pasangan yang menolak untuk merayakan pernikahannya dengan mengorbankan ayam yang menderita. Di depan para aktivis, terdapat boneka ayam di dalam kandang sangkar yang menggambarkan penderitaan hewan.

Para relawan mengajak para pengusaha hotel dan makanan memiliki tanggung jawab penting untuk meningkatkan kesejahteraan hewan yang diternakkan, khususnya ayam untuk telur. Kampanye telur bebas sangkar ini telah disuarakan selama tiga tahun terakhir.

"Kami tidak menuntut perubahan total, melainkan langkah sederhana namun sangat penting, yang tentunya juga selaras dengan nilai-nilai yang mereka anut. Sudah banyak perusahaan perhotelan dan restoran di Indonesia yang telah membuktikan bahwa transisi ini sangat mungkin untuk dilakukan," kata Pimpinan Kampanye di Act for Farmed Animals, Elfha Shavira.
 

Baca: Pameran AFFA Soroti Masalah Utama Industri Telur Global

Ia menjalaskan, dalam sistem sangkar sempit, ibu ayam dikurung dalam kandang yang tidak lebih besar dari selembar kertas A4 sepanjang hidup mereka. Pengurungan ekstrem ini menghambat mereka untuk melakukan perilaku alami yang penting bagi kesejahteraan hewan, yaitu merentangkan sayap sepenuhnya, bersarang, mandi debu, dan bertengger. Bukti ilmiah telah berulang kali menunjukkan bahwa kondisi ini menyebabkan tekanan fisik dan psikologis yang parah, termasuk patah tulang, kerontokan bulu, dan stres kronis.
  
Semakin banyak bisnis di Indonesia yang telah menunjukkan komitmen mereka terhadap kesejahteraan hewan dengan beralih ke telur bebas sangkar. Dengan dukungan publik, sejak 2020, 51 perusahaan lokal dan global telah memiliki kebijakan bebas sangkar. Hal ini mencerminkan mulai meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kesejahteraan hewan dan aspek etika yang mereka pertimbangkan saat hendak mengkonsumsi produk makanan dan minuman.

"Sudah saatnya mereka mendengarkan pelanggan dan bertanggung jawab untuk mengurangi penderitaan ayam yang tak terhitung jumlahnya. Menerapkan kebijakan bebas sangkar merupakan bukti tanggung jawab perusahaan yang sesungguhnya dan langkah menuju sistem pangan yang lebih welas asih bagi semua,” terang Elfha.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)