Jepang Kirim Utusan ke Tiongkok untuk Redakan Ketegangan soal Taiwan

PM Jepang Sanae Takaichi saat bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di pertemuan KTT APEC. Foto: Jiji Press

Jepang Kirim Utusan ke Tiongkok untuk Redakan Ketegangan soal Taiwan

Fajar Nugraha • 17 November 2025 18:27

Tokyo: Pemerintah Jepang dikabarkan mengirim seorang diplomat senior ke Tiongkok pada Senin, 17 November 2025, untuk meredakan ketegangan diplomatik yang meningkat terkait isu Taiwan.

Ketegangan memuncak setelah Perdana Menteri Sanae Takaichi menyatakan bahwa serangan Tiongkok terhadap Taiwan dapat mengancam kelangsungan hidup Jepang dan berpotensi memicu respons militer. Pernyataan tersebut dianggap sensitif karena selama ini pejabat Jepang menghindari komentar yang dapat memicu reaksi keras dari Beijing.

Menurut laporan media Jepang, Direktur Jenderal Biro Asia dan Oseania Kementerian Luar Negeri Jepang, Masaaki Kanai, akan bertemu dengan rekannya dari Tiongkok, Liu Jinsong.

Kanai disebut akan menjelaskan bahwa pernyataan Takaichi tidak mencerminkan perubahan kebijakan keamanan Jepang. Ia juga diharapkan menyampaikan agar Tiongkok menahan diri dari langkah yang dapat merusak hubungan bilateral. Kementerian Luar Negeri Jepang belum dapat mengonfirmasi keberangkatan Kanai.

Ketegangan meningkat setelah Beijing, pada Jumat, 14 November 2025, memperingatkan Jepang bahwa negara tersebut akan menghadapi kekalahan telak jika menggunakan kekuatan untuk campur tangan di Taiwan. Tiongkok juga memanggil duta besar Jepang untuk menyampaikan protes keras dan mengeluarkan imbauan kepada warga Tiongkok agar tidak berkunjung ke Jepang. Langkah ini memicu kekhawatiran bahwa sektor pariwisata Jepang akan terdampak, terutama jika terjadi penurunan wisatawan seperti tahun 2012.

Presiden Taiwan, Lai Ching-te, menanggapi situasi tersebut dalam konferensi pers di New Taipei pada Senin, 17 November 2025. Ia menilai Tiongkok sedang melakukan serangan multifaset terhadap Jepang yang berdampak pada stabilitas kawasan Indo Pasifik.

“Saya mendesak komunitas internasional untuk terus memberi perhatian dan meminta Tiongkok menahan diri serta menunjukkan perilaku sebagai negara besar,” ujar Lai, dikutip dari AsiaOne, Senin, 17 November 2025.

Lai juga meminta Beijing kembali pada tatanan internasional berbasis aturan.

Media resmi Tiongkok turut memperburuk ketegangan dengan mengkritik keras Takaichi. Sebuah editorial di People’s Daily menyebut ucapannya sebagai provokasi yang disengaja.

Sementara itu, analis ekonomi Takahide Kiuchi dari Nomura Research Institute memperingatkan bahwa penurunan wisatawan Tiongkok sebesar 25%, seperti pada perselisihan 2012, dapat menekan pertumbuhan ekonomi Jepang lebih dari setengah tingkat pertumbuhan tahunan negara tersebut.

(Keysa Qanita)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)