Aktivitas pabrik Semen Baturaja. Foto: Istimewa.
Baturaja: Ditengah kondisi pasar industri semen yang mengalami koreksi dan tekanan oversupply, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) selaku anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) berhasil mencatatkan kinerja positif pada 2024.
Vice President of Corporate Secretary SMBR Hari Liandu mengatakan kinerja tahun 2024, SMBR berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,09 triliun atau meningkat 2,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,04 triliun.
“Meskipun pasar domestik mengalami koreksi, SMBR mampu meningkatkan volume penjualan semen sebesar 2,23 juta ton atau tumbuh 3,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 2,16 juta ton,” tegas dia dikutip Minggu, 30 Maret 2025.
Pendapatan ditopang oleh penjualan pada pihak berelasi yang sebesar Rp 2,00 triliun. Kemudian juga didapatkan dari penjualan pada pihak ketiga sebesar Rp 62,56 miliar dan disusul penjualan segmen bisnis non semen atau diversifikasi produk senilai Rp 18,88 miliar.
Selain itu, SMBR juga berhasil memangkas beban penjualan sebesar 19,5 persen menjadi Rp161,3 miliar dari sebelumnya sebesar Rp200,4 miliar dibandingkan periode tahun lalu. Begitu juga dengan beban umum dan administrasi yang turun 11,9 persen menjadi Rp203,3 miliar dari sebelumnya sebesar Rp230,8 miliar dibandingkan periode tahun lalu.
Beban keuangan juga mengalami penurunan signifikan sebesar 20 persen menjadi Rp78,85 miliar dari sebelumnya Rp98,60 miliar dibandingkan periode tahun lalu.
“Hasilnya, SMBR mampu mengantongi laba tahun berjalan sebesar Rp129,25 miliar, angka ini meningkat 6,3% dibandingkan laba bersih di tahun 2023 yang senilai Rp121,57 miliar,” ucap Hari.
Turunkan emisi karbon
Selain pertumbuhan kinerja bisnis, SMBR terus memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan. SMBR mencatatkan pencapaian signifikan dengan berhasil menurunkan emisi karbon menjadi 561,5 kg CO2/Ton Cement Equivalent (Cem) dari sebelumnya 577,4 kg CO2/Ton Cem pada tahun 2023.
Penurunan emisi ini didukung oleh peningkatan pemanfaatan bahan bakar alternatif (Alternative Fuel & Raw Material/AFR), yang mencapai 9.401 ton atau tumbuh 41% dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 6.661 ton, serta penurunan faktor klinker total menjadi 67,2 persen dari sebelumnya 68,6 persen.