Saham AS: Nasdaq Cuan Banyak, Dow Jones Tergelincir

Ilustrasi perdagangan saham di Wall Street. Foto: Xinhua/Michael Nagle.

Saham AS: Nasdaq Cuan Banyak, Dow Jones Tergelincir

Husen Miftahudin • 2 April 2025 08:36

New York: Saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir bervariasi pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB) dalam sesi yang bergejolak karena investor menunggu kejelasan tentang peluncuran tarif Presiden AS Donald Trump, sementara data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan menambah tekanan pasar.
 
Mengutip Xinhua, Rabu, 2 April 2025, indeks Dow Jones Industrial Average turun 11,80 poin, atau 0,03 persen, menjadi 41.989,96. Indeks S&P 500 naik 21,22 poin, atau 0,38 persen, menjadi 5.633,07. Indeks Nasdaq Composite naik 150,60 poin, atau 0,87 persen, menjadi 17.449,89.
 
Sebanyak sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor konsumen diskresioner dan layanan komunikasi memimpin penguatan dengan kenaikan masing-masing sebesar 1,14 persen dan 1,02 persen.
 
Sementara itu, sektor kesehatan dan keuangan masing-masing turun sebesar 1,75 persen dan 0,16 persen. Adapun, saham konsumen diskresioner berkinerja lebih baik, dengan Tesla naik 3,59 persen dan Nike naik lebih dari 2,0 persen.
 

Baca juga: Dolar AS Bersiap Hadapi Tarif Timbal Balik Trump


(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)
 

Menanti pengumuman tarif timbal balik

 
Kekhawatiran ekonomi semakin dalam karena survei manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan kontraksi, yang berada di bawah ekspektasi. Selain itu, lowongan pekerjaan bulan Februari sedikit meleset dari estimasi, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS.
 
Para investor tengah menunggu pengumuman tarif timbal balik atas impor dari hampir semua negara pada Rabu. Sementara beberapa pihak mengharapkan pendekatan yang lebih terarah, Gedung Putih mengonfirmasi tarif akan berlaku segera setelah pengumuman.
 
Washington Post melaporkan pemerintah sedang mempertimbangkan tarif umum sekitar 20 persen untuk sebagian besar impor. Sementara itu, model GDPNow dari Federal Reserve Atlanta telah memangkas estimasi pertumbuhan kuartal pertamanya menjadi minus 1,4 persen per tahun, turun dari minus 0,5 persen minggu lalu.
 
Kontraksi yang semakin dalam ini menandakan meningkatnya tekanan ekonomi, karena tarif, inflasi, dan melemahnya sentimen konsumen membebani prospek pertumbuhan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)