Paus Leo XIV bersama Raja Charles III di Vatikan. Foto: Vatican Media
Muhammad Reyhansyah • 24 October 2025 11:18
Vatikan: Raja Charles III memulai kunjungan kenegaraannya ke Vatikan pada Kamis, 23 Oktober 2025, menandai momen bersejarah sebagai Raja Inggris pertama dalam 500 tahun yang berdoa bersama seorang Paus. Kunjungan ini berlangsung di tengah gejolak politik di tanah air akibat berlanjutnya skandal Pangeran Andrew.
Raja Charles dan Ratu Camilla tiba di Roma pada Rabu malam untuk menghadiri perayaan Tahun Yubileum Kudus yang diadakan setiap seperempat abad. Setibanya di Bandara Ciampino, mereka disambut oleh delegasi termasuk Duta Besar Inggris untuk Takhta Suci.
Pada Kamis, di bawah langit-langit Kapel Sistina yang dihiasi karya Michelangelo, Charles akan berdoa bersama Paus Leo XIV dalam misa ekumenis khusus, peristiwa pertama sejak masa Reformasi Gereja.
Misa tersebut berfokus pada tema pelestarian ciptaan, isu yang menjadi perhatian lama Raja Charles dan juga salah satu agenda awal kepausan Leo. Ibadah itu akan dipimpin bersama oleh Paus Leo dan Uskup Agung York, Stephen Cottrell.
Pendeta Martin Browne dari Departemen Vatikan untuk Promosi Persatuan Kristiani mengatakan kepada CNN bahwa momen ini memiliki “dimensi ekumenis yang belum pernah ada sebelumnya.”
Ia menambahkan, “Ibadah bersama antara Paus dan penguasa Inggris belum pernah terjadi sejak lama sebelum Reformasi, dan keunikannya diperkuat oleh lokasi, Kapel Sistina di Istana Apostolik dengan paduan suara resmi kedua belah pihak.”
Simbol Rekonsiliasi Inggris dan Vatikan
Dikutip dari
CNN, Kamis, 23 Oktober 2025, kunjungan ini dianggap sebagai langkah penting dalam mempererat hubungan antara Gereja Katolik dan Gereja Inggris, yang terpecah sejak Raja Henry VIII memutus hubungan dengan Roma pada 1534.
“Sulit untuk melebih-lebihkan makna dari kunjungan ini,” ujar Browne.
Raja dan Ratu juga akan mengikuti misa ekumenis di Basilika Santo Paulus di Luar Tembok, salah satu dari empat basilika kepausan Roma yang memiliki ikatan historis dengan monarki Inggris.
Di sana, Paus Leo menganugerahkan gelar kehormatan Royal Confrater of St. Paul’s kepada Raja Charles sebagai simbol “keramahan dan persaudaraan rohani.” Sebuah kursi khusus berukir lambang kerajaan dan moto Latin
Ut unum sint (“Semoga mereka menjadi satu”) akan ditempatkan secara permanen di basilika tersebut.
Selain itu, Paus Leo akan menganugerahkan gelar kesatria Ordo Pius IX kepada Raja dan Ratu, sementara Charles akan membalas dengan menjadikan Paus Leo sebagai Papal Confrater of St. George’s Chapel, Windsor Castle, serta Knight Grand Cross of the Order of the Bath, gelar kehormatan tradisional bagi kepala negara sahabat.
Kunjungan kenegaraan ini akan ditutup dengan resepsi di Pontifical Beda College, seminari yang melatih imam-imam dari negara-negara Persemakmuran. Sementara itu, Ratu Camilla akan bertemu dengan enam biarawati dari International Union of Superiors General yang aktif mendukung pemberdayaan perempuan di seluruh dunia.
Hubungan antara Vatikan dan monarki Inggris kini ditandai oleh kehangatan dan rasa saling hormat, berbeda jauh dari masa lampau yang penuh ketegangan. Inggris dan Takhta Suci telah menjalin hubungan diplomatik penuh sejak 1982.
Menurut sejarawan gereja Universitas Oxford, Diarmaid MacCulloch, kunjungan ini “merupakan bentuk niat baik yang memiliki makna simbolis tinggi.” Ia menambahkan, “Ada beberapa perbedaan yang masih dalam, tetapi momen seperti ini mengingatkan kita bahwa apa yang menyatukan jauh lebih besar daripada yang memisahkan.”