Deforestasi di Gunung Sanggabuana Purwakarta Mengkhawatirkan

Kelak BPBD Kabupaten Purwakarta, Heryadi Erlan. (f. dok BPBD Purwakarta)

Deforestasi di Gunung Sanggabuana Purwakarta Mengkhawatirkan

Whisnu Mardiansyah • 10 December 2025 22:46

Purwakarta: Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purwakarta, Heryadi Erlan, mengungkapkan kekhawatiran serius terhadap berkurangnya tutupan hutan atau deforestasi di kawasan Gunung Sanggabuana. Kerusakan lingkungan ini dinilai berpotensi memicu bencana alam berskala besar, seperti yang pernah terjadi di sejumlah wilayah di Pulau Sumatra.

Peringatan dini ini mencuat setelah organisasi Sanggabuana Wildlife Ranger mengunggah analisis citra satelit di media sosial yang menunjukkan kerusakan signifikan pada kawasan hutan tersebut. Secara administratif, kawasan Gunung Sanggabuana lebih banyak masuk ke dalam wilayah Kabupaten Karawang.

"Ancaman deforestasi ini bisa menjadi pemicu potensi banjir, tanah longsor, hingga pergerakan tanah. Dampaknya bahkan diperkirakan dapat dirasakan hingga ke empat kabupaten, yaitu Karawang, Purwakarta, Bogor, dan Cianjur," kata Heryadi Erlan di Purwakarta dikutip dari Media Indonesia, Rabu, 10 Desember 2025.

Ia menekankan, dampak kerusakan lingkungan di Sanggabuana sangat mungkin terasa hingga ke wilayah Purwakarta karena kawasan tersebut berbatasan langsung dengan Kecamatan Sukasari. Menurutnya, bencana alam yang kerap mengancam Purwakarta tidak lepas dari fenomena longsor dan pergerakan tanah.

"Apalagi, kalau dilihat Sanggabuana ini berbatasan dengan wilayah Kecamatan Sukasari. Ini tentunya akan berpengaruh," ujar Erlan.
 


Meski menyuarakan peringatan, Erlan mengakui bahwa pihaknya belum memiliki data rinci terkait tingkat deforestasi serta besaran potensi bencana yang bisa ditimbulkan. Analisis awal masih mengandalkan laporan dan citra dari pihak luar seperti Sanggabuana Wildlife Ranger.

Selain Sanggabuana, BPBD Purwakarta juga memberi perhatian khusus pada kawasan pegunungan Burangrang. Kedua daerah tinggi tersebut dinilai sangat sensitif terhadap perubahan cuaca ekstrem dan aktivitas geologis.

"Karena berada di daerah tinggi, hal (bencana) ini bisa saja terjadi. Tinggal pemicunya. Kita berharap dijauhkan dari bencana, tetapi kewaspadaan tetap harus ditingkatkan," ungkap Erlan.

Menghadapi potensi ancaman tersebut, BPBD Purwakarta mendorong masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah rawan, untuk secara proaktif meningkatkan kesiapsiagaan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain menambah pengetahuan tentang kebencanaan, menyiapkan dan mengenali jalur evakuasi yang aman, serta menyediakan tas siaga bencana yang berisi logistik dan dokumen penting.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Whisnu M)