Ilustrasi makan bergizi gratis. Metrotvnews.com/Siti Yona
Ahmad Mustaqim • 23 December 2025 13:32
Yogyakarta: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang berlanjut selama masa libur sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menuai kritik dari masyarakat di media sosial. Menanggapi hal tersebut, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryani Deyang, memberikan klarifikasi bahwa program ini bersifat sukarela dan tidak ada paksaan bagi sekolah maupun orang tua.
"Kan konsep kami adalah sebetulnya makan bergizi ini kan orang makannya bergizi ini, harus diberikan setiap hari. Dengan konsep seperti ini kami akan berikan tetapi tidak memaksa," kata Nanik di Kompleks Kantor Gubernur DIY, Selasa, 23 Desember 2025.
Kritik yang berkembang di media sosial beragam. Beberapa di antaranya menyoroti bahwa anak-anak yang libur sekolah mungkin diajak berlibur keluar kota atau bahkan luar negeri oleh orang tuanya. Ada pula kekhawatiran bahwa pembagian MBG saat libur membuat anak-anak seolah tidak benar-benar libur.
"Jadi ada berita yang mengatakan anak-anak harus pergi ke sekolah, itu salah besar. Anak-anak boleh diambil(kan) sama siapa (saja). Itu pun kalau sekolahnya mau atau orang tuanya mau, jadi tidak dipaksa," ujar Nanik.
Ia juga menekankan fleksibilitas bagi institusi pendidikan. Sekolah yang tidak bersedia menerima distribusi MBG selama libur tidak dipaksakan. Begitu pula dengan orang tua siswa, mereka bebas memilih untuk tidak mengambil paket makanan tersebut.
Nanik turut menjelaskan komposisi anggaran untuk menyiapkan satu paket MBG. Penjelasan ini ia sampaikan untuk memberikan pemahaman yang lebih transparan kepada publik.

Ilustrasi MBG. Foto: Medcom.id
"Kan nggak mungkin kita memasak karena libur tadi. Jadi yang penting itu adalah isinya itu memenuhi gizi. Karena yang dihitung masyarakat adalah dari (Rp)15.000. Padahal bahan baku itu (Rp)10.000 dan (Rp)8.000. Anak SD sampai SMA itu (Rp)10.000, (Rp)8.000 itu untuk anak Paud sampai TK," ucapnya.
Klarifikasi ini menunjukkan bahwa BGN tetap berupaya memenuhi prinsip gizi seimbang meski dengan anggaran yang terbatas, serta mempertahankan esensi program untuk menjamin asupan bergizi bagi anak-anak yang membutuhkan, sekaligus menghormati pilihan keluarga selama masa liburan.