Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir (kiri). Foto: Medcom.id
Fajar Nugraha • 20 November 2024 15:41
Jakarta: Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir menyoroti tonggak penting dalam kemitraan dengan Indonesia. Kunjungan Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini ke Washington, D.C, menjadi tanda positif.
Presiden selama di Negeri Paman Sam mengadakan pertemuan positif dengan Presiden AS Joe Biden, serta Menteri Luar Negeri Anthony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin.
Dubes Lakhdhir melihat bahwa kunjungan tersebut menggarisbawahi hubungan diplomatik Indonesia-AS yang kuat selama 75 tahun dan tentunya kemitraan yang langgeng yang dibangun atas nilai-nilai bersama, prioritas bersama untuk kemakmuran serta pembangunan negara dan masyarakat kedua negara. Tidak ketinggalan komitmen bersama untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka berdasarkan hukum internasional.
“Setahun yang lalu, kita meningkatkan hubungan bilateral menjadi kemitraan strategis yang komprehensif dan melembagakan upaya untuk mengatasi tantangan regional dan global serta mendorong peluang baru untuk kerja sama yang lebih luas. Sejak saat itu, rakyat Amerika Serikat dan Indonesia, negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia, telah memilih pemimpin baru,” ujar Dubes Lakhdhir di Kantor Kedubes AS di Jakarta, Rabu 20 November 2024.
Di Amerika Serikat, Presiden Biden telah meyakinkan Presiden terpilih Trump bahwa pemerintahan saat ini akan bekerja untuk memastikan transisi yang damai dan tertib. Selama beberapa dekade dan di seluruh pemerintahan presiden, kemitraan AS-Indonesia terus tumbuh lebih kuat.
“Kunjungan Presiden Prabowo baru-baru ini memberikan kesempatan kepada pemerintah kita untuk berkomitmen kembali pada janji untuk memperluas dan memperdalam hubungan kita melalui kemitraan strategis yang komprehensif,” ungkap Dubes Lakhdhir.
Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Joe Biden di Gedung Putih. Foto: Tim Media Prabowo
Selama pertemuan mereka di Washington, Presiden Biden dan Prabowo membahas cara-cara untuk memajukan kolaborasi kedua negara besar ini. Termasuk melalui hubungan ekonomi yang lebih erat, peningkatan kerja sama keamanan, dan kerja sama dalam isu-isu regional dan global.
Kedua pemimpin menegaskan kembali komitmen mereka untuk mempromosikan demokrasi, pluralisme, supremasi hukum, dan sistem internasional yang stabil dan terbuka – nilai-nilai yang menyatukan kedua negara.
Mereka menggarisbawahi pentingnya untuk terus memajukan Indo-Pasifik yang terbuka, transparan, dan inklusif, dengan ASEAN sebagai pusat visi ini.
“Presiden Biden menegaskan kembali dukungan kuat kami terhadap upaya Indonesia untuk mempercepat aksesi ke Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), yang akan memfasilitasi jalan Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat,” Dubes Lakhdhir menambahkan.
“Kedua pemimpin juga menekankan pentingnya mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, pertanian berkelanjutan, dan transisi energi terbarukan. Para pemimpin juga berkomitmen pada upaya bersama kita untuk meningkatkan kerja sama keamanan dengan tujuan bersama untuk membina perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara,” ungkapnya.
Dengan keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah latihan Super Garuda Shield 2024, kedua belah pihak menyadari semakin pentingnya kerja sama pertahanan dan perannya dalam meningkatkan keamanan kolektif dalam lanskap global yang semakin kompleks. Kedua pemimpin juga menekankan pentingnya berinvestasi dalam masyarakat yang sehat. Amerika Serikat telah berinvestasi lebih dari USD1,1 miliar dalam sistem kesehatan Indonesia, termasuk USD58,9 juta hanya dalam setahun terakhir.
Kemitraan kesehatan yang sukses antara kedua negara terus meningkatkan pemantauan wabah penyakit, memperkuat keamanan kesehatan, meningkatkan deteksi Tuberculosis dan perawatan klinis, serta memodernisasi sistem informasi kesehatan.
Selama beberapa dekade, Amerika Serikat telah bermitra dengan Indonesia untuk mengembangkan infrastruktur, sistem kesehatan, dan ekonomi Indonesia. Hibah baru senilai USD649 juta dari U.S. Millennium Challenge Corporation, atau MCC, yang diumumkan awal tahun ini akan menggandakan bantuan pembangunan AS untuk Indonesia selama lima tahun ke depan, menambah bantuan pembangunan dari Badan Pembangunan Internasional AS, atau USAID, sekitar USD130 juta per tahun.
MCC Compact II yang baru dimaksudkan untuk meningkatkan akses ke pembiayaan infrastruktur, khususnya infrastruktur transportasi dan logistik, dan dukungan untuk usaha kecil milik perempuan. Totalnya mendekati USD700 juta selama lima tahun jika menyertakan USD49 juta yang diinvestasikan bersama oleh pemerintah Indonesia.
“Saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk mencatat bahwa sementara kita merayakan ulang tahun ke-75 hubungan bilateral, kita juga mengingat ulang tahun ke-20 tsunami tragis yang menghancurkan masyarakat pesisir di seluruh wilayah Samudra Hindia, termasuk provinsi Aceh di Indonesia,” ucap Dubes Lakhdhir.
Sebagai tanggapan di saat bencana tsunami Aceh, Amerika Serikat memobilisasi lebih dari USD500 juta dalam bentuk bantuan kemanusiaan dan upaya pemulihan untuk mendukung Indonesia, yang memberi manfaat bagi lebih dari 580.000 orang. Pemerintah Amerika Serikat dan organisasi masyarakat sipil Amerika bekerja sama erat dengan pemerintah Indonesia dan masyarakat Aceh dan Sumatera.
“Bersama-sama kita belajar dari respons bencana dan terus bekerja sama dalam kesiapsiagaan dan respons bencana di kawasan dan dunia,” pungkas Dubes Lakhdhir.