Warga berkerumun dalam mendapatkan roti di Khan Younis, Jalur Gaza, 15 Oktober 2023. (AP Photo/Fatima Shbair)
Willy Haryono • 31 October 2023 13:16
New York: Philippe Lazzarini, Kepala Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), mengatakan dalam sesi darurat di PBB bahwa "gencatan senjata kemanusiaan (di Jalur Gaza) telah menjadi masalah hidup dan mati bagi jutaan orang." Ia juga mengatakan bahwa Israel telah melakukan "hukuman kolektif" terhadap warga Palestina lewat serangan tanpa henti.
Lazzarini memperingatkan bahwa gangguan lebih lanjut terhadap ketertiban sipil setelah penjarahan gudang-gudang PBB oleh warga Palestina yang mencari makanan dan bantuan lainnya "akan membuat sangat sulit, bahkan tidak mungkin, bagi badan PBB terbesar di Gaza untuk terus beroperasi."
Pembaruan informasi kepada Dewan Keamanan PBB di New York oleh Lazzarini memberikan gambaran mengerikan tentang situasi kemanusiaan di Gaza, sekitar 23 hari setelah serangan mendadak kelompok pejuang Hamas pada tanggal 7 Oktober yang diikuti serangan balasan Israel. Lazzarini mengatakan aksi militer Israel saat ini bertujuan untuk "melenyapkan" Hamas.
Menurut angka terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 8.300 orang telah terbunuh – 66 persen di antaranya adalah wanita dan anak-anak – dan puluhan ribu lainnya terluka dalam serangan balasan Israel.
Mengutip dari laman Irish Examiner, Selasa, 31 Oktober 2023, Direktur Eksekutif Unicef Catherine Russell mengatakan jumlah korban jiwa mencakup lebih dari 3.400 anak-anak dengan sekitar 6.300 lainnya terluka.
"Ini berarti lebih dari 420 anak-anak terbunuh atau terluka di Gaza setiap hari – angka yang seharusnya membuat kita terguncang," tutur Russell.
Lazzarini berkata: "Ini melampaui jumlah anak-anak yang terbunuh setiap tahunnya di zona konflik dunia sejak tahun 2019. Ini bukanlah kerusakan kolateral."
Banyak pembicara pada pertemuan di Dewan Keamanan PBB mengecam serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel yang menewaskan lebih dari 1.400 orang. Mereka juga mendesak pembebasan sekitar 230 sandera yang dibawa Hamas ke Gaza.
Namun hampir setiap pembicara juga menekankan bahwa Israel berkewajiban berdasarkan hukum kemanusiaan internasional untuk melindungi warga sipil dan kebutuhan hidup mereka, termasuk rumah sakit, sekolah dan infrastruktur lainnya – dan Israel dikritik karena memutus makanan, air, bahan bakar, obat-obatan dan juga jaringan telekomunikasi ke Gaza.
Lazzarini mengatakan "beberapa konvoi" truk yang diizinkan masuk ke Gaza melalui penyeberangan Rafah dari Mesir dalam beberapa hari terakhir "tidak seberapa dibandingkan dengan kebutuhan lebih dari 2 juta orang yang terjebak di Gaza."
Baca juga: PM Netanyahu: Gencatan Senjata Berarti Tanda Menyerah kepada Hamas