Dakwaan Kejahatan Boeing Atas Kecelakaan Lion Air dan Ethiopian Airlines Akan Dikeluarkan AS

Pesawat Lion Air. Foto: Media Indonesia/Sumaryanto

Dakwaan Kejahatan Boeing Atas Kecelakaan Lion Air dan Ethiopian Airlines Akan Dikeluarkan AS

Fajar Nugraha • 1 July 2024 17:25

Washington: Kementerian Kehakiman Amerika Serikat (AS) akan mendakwa Boeing atas penipuan atas dua kecelakaan fatal yang melibatkan jet 737 MAX. Pihak kementerian meminta manufaktur pesawat itu untuk mengaku bersalah atau diadili, dua orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pada Minggu 30 Juni.

Sebuah pesawat Lion Air jatuh ke Laut Jawa tak lama setelah lepas landas pada Oktober 2018, menewaskan semua 189 orang di dalamnya.

Sekitar lima bulan kemudian pada Maret 2019, sebuah penerbangan Ethiopian Airlines juga jatuh tak lama setelah lepas landas. Sebanyak 157 orang meninggal.

Kementerian Kehakiman mendesak Boeing untuk mengaku bersalah, menurut beberapa orang yang mendengar jaksa federal melihat tawaran yang diusulkan pada Minggu.

Boeing akan memiliki waktu hingga akhir minggu mendatang untuk menerima atau menolak tawaran tersebut. Tawaran juga mencakup denda finansial dan pemberlakuan pemantau independen untuk mengaudit praktik keselamatan dan kepatuhan perusahaan selama tiga tahun, kata sumber tersebut.

Selain itu Kementerian Kehakiman memutuskan untuk mendakwa Boeing setelah menemukan pelanggaran perjanjian tahun 2021 yang telah melindunginya dari tuntutan atas kecelakaan fatal yang melibatkan dua jet 737 MAX. Jaksa menuduh pada saat itu bahwa Boeing menyesatkan regulator yang menyetujui 737 Max dan menetapkan persyaratan pelatihan pilot untuk menerbangkan pesawat tersebut. Perusahaan menyalahkan dua karyawan yang relatif rendah atas penipuan tersebut.

Pejabat Kementerian Kehakiman memberi tahu anggota keluarga korban tentang tawaran pembelaan tersebut selama panggilan video pada Minggu.

Anggota keluarga, yang ingin Boeing menghadapi persidangan pidana dan membayar denda sebesar USD24,8 miliar, bereaksi dengan marah. Salah satu mengatakan jaksa penuntut melakukan gaslighting terhadap keluarga. Sementara yang lain meneriaki mereka selama beberapa menit ketika diberi kesempatan untuk berbicara.

“Kami marah. Mereka seharusnya mendakwa saja,” kata warga Massachusetts Nadia Milleron, yang putrinya yang berusia 24 tahun, Samya Stumo, meninggal dalam kecelakaan kedua dari dua kecelakaan 737 Max, seperti dikutip AFP, Senin 1 Juli 2024.

“Ini hanya perubahan cara agar Boeing tidak bertanggung jawab,” ungkap Stumo.

Jaksa penuntut memberi tahu keluarga korban bahwa jika Boeing menolak tawaran pembelaan, Kementerian Kehakiman akan mengajukan persidangan dalam masalah tersebut, kata peserta rapat.

Boeing dan Kementerian Kehakiman menolak berkomentar.

Kesepakatan pembelaan akan mencabut kewenangan Hakim Distrik AS Reed O’Connor untuk menambah hukuman Boeing atas suatu putusan bersalah, dan beberapa keluarga berencana meminta hakim Texas untuk menolak kesepakatan tersebut jika Boeing menyetujuinya.

“Bagian yang paling keterlaluan dari kesepakatan ini adalah tidak mengakui bahwa kejahatan Boeing telah menewaskan 346 orang,” kata Paul Cassell, salah satu pengacara keluarga korban.

“Boeing tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas hal itu, dan mereka tidak akan mengakui bahwa itu terjadi,” imbuhnya.


Lion Air

Sanjiv Singh, pengacara untuk 16 keluarga yang kehilangan kerabat dalam kecelakaan Lion Air pada Oktober 2018 di lepas pantai Indonesia, menyebut tawaran pembelaan itu “sangat mengecewakan.” Persyaratan tersebut, katanya, “bagi saya seperti kesepakatan yang menguntungkan”.

Pengacara lain yang mewakili keluarga yang menggugat Boeing, Mark Lindquist mengatakan bahwa ia bertanya kepada kepala bagian penipuan Kementerian Kehakiman, Glenn Leon, apakah departemen tersebut akan menambahkan tuntutan tambahan jika Boeing menolak kesepakatan pembelaan tersebut.

“Ia tidak akan berkomitmen dengan cara apa pun,” kata Lindquist.

Menurut beberapa ahli hukum, sebuah vonis dapat membahayakan status Boeing sebagai kontraktor federal. Perusahaan tersebut memiliki kontrak besar dengan Pentagon dan NASA.

Namun, lembaga federal dapat memberikan keringanan kepada perusahaan yang dihukum karena kejahatan berat agar mereka tetap memenuhi syarat untuk mendapatkan kontrak pemerintah. Pengacara keluarga korban kecelakaan berharap hal itu akan dilakukan untuk Boeing.

Boeing membayar denda sebesar USD244 juta sebagai bagian dari penyelesaian 2021 atas tuduhan penipuan awal. Kementerian Kehakiman kemungkinan akan mengajukan hukuman lain yang serupa sebagai bagian dari tawaran pembelaan baru, kata seseorang yang mengetahui masalah tersebut yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas kasus yang sedang berlangsung.

Kementerian Kehakiman tidak memberikan indikasi akan bergerak untuk mengadili eksekutif Boeing saat ini atau sebelumnya, tuntutan lain yang telah lama dicari oleh keluarga.

Tidak jelas pula dampak kesepakatan pembelaan terhadap penyelidikan lain terhadap Boeing, termasuk penyelidikan setelah meledaknya panel dari sisi Boeing Max 9 selama penerbangan Alaska Airlines pada Januari.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)