Ilustrasi--Aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok. Foto: MI/Usman Iskandar.
Naufal Zuhdi • 3 October 2024 13:13
Jakarta: Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sadar Subagyo menilai kebijakan impor beras yang diterapkan pemerintah saat ini efektif dalam menjaga stabilitas harga pangan dan kesejahteraan petani. Menurutnya, langkah impor ini hanya berdampak pada inflasi jika dilakukan ketika produksi beras dalam negeri mengalami penurunan.
"Kebijakan impor beras ini sangat efektif. Terbukti dengan adanya impor, harga gabah di tingkat petani masih tetap berada di atas Harga Pokok Produksi (HPP)," ujar Sadar saat ditanya mengenai kinerja pemerintah dalam mengatur volume impor beras sesuai kebutuhan dalam negeri, dikutip Kamis, 3 Oktober 2024.
Lebih lanjut, Sadar menegaskan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) sudah memperhatikan kesejahteraan petani dalam merumuskan kebijakan impor beras. Regulasi HPP gabah yang diterapkan Bapanas dinilai sangat membantu petani karena perhitungannya berdasarkan biaya produksi gabah yang riil dan sudah disesuaikan dengan keuntungan yang wajar.
"Regulasi HPP dari Bapanas sangat membantu petani. Struktur perhitungan HPP gabah telah memperhitungkan biaya riil produksi dan keuntungan yang wajar bagi petani," jelas dia.
Sadar mengungkapkan neraca komoditi beras saat ini dalam kondisi yang sangat baik karena ypaya pemerintah dalam menjaga agar kebijakan impor beras tetap selaras dengan target swasembada pangan nasional. Hal ini memungkinkan pemerintah untuk memprediksi kapan impor perlu dilakukan secara tepat.
Dengan kebijakan yang tepat, impor beras diharapkan tetap menjaga keseimbangan antara pasokan dan harga pangan, tanpa mengorbankan target swasembada maupun kesejahteraan petani di Indonesia.
"Neraca komoditi beras saat ini dalam kondisi yang sangat baik, sehingga dapat diprediksi dengan tepat kapan impor harus dilakukan," tambah dia.
Baca juga: Harga Beras RI Termahal di ASEAN |