Calon Wakil Gubernur Papua Barat Daya nomor urut 1, Petrus Kasihiw. Foto: KPU
Adri Prima • 16 October 2024 20:39
Jakarta: Calon Wakil Gubernur Papua Barat Daya nomor urut 1, Petrus Kasihiw menanggapi data terkait tingginya angka putus sekolah di provinsi Papua Barat Daya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata angka putus sekolah di Papua Barat Daya meningkat 4-10 persen di berbagai kota/kabupaten.
Terkait dengan solusi yang ditawarkan untuk menanggulangi masalah putus sekolah tersebut, Petrus sudah mempersiapkan langkah dan kebijakan ke depan.
Mengidentifikasi penyebab putus sekolah
Menurut Petrus, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengidentifikasi penyebab para siswa tersebut putus sekolah.
"Kita akan melakukan identifikasi kenapa anak-anak kita itu putus sekolah, berapa yang putus sekolah, dan faktor penyebab mereka putus sekolah," kata Petrus di debat Pilgub Papua Barat Daya, Rabu, 16 Oktober 2024.
"Mungkin karena ketidaktersediaan sarana prasarana, atau mungkin karena tidak mampu, atau mungkin karena budaya yang membuat mereka tidak sekolah seperti ikut bekerja dengan orang tua," lanjut Petrus.
Membuat kebijakan strategis
Jika semua indikator penyebab putus sekolah teridentifikasi, maka pemerintah hanya perlu mengeluarkan kebijakan strategis yang tepat sasaran.
"Kita akan melihat itu sebagai satu kebijakan dimana guru, orang tua, dan pemerintah punya peran yang sama. Pemerintah menyiapkan sarana dan prasarana kalau perlu beri pendidikan gratis dan bermutu," tegas Petrus.
Lebih lanjut, jika kebijakan tersebut sudah berjalan maka diperlukan peran orang tua agar mendukung anak-anak mereka untuk bersekolah.
"Untuk para orang tua juga harus mendukung. Kalau sudah gratis anak-anak mereka harus bersekolah," tutupnya.