Harga emas dunia. Foto: Unsplash.
New York: Harga emas dunia terus mengkilap pada pembukaan perdagangan hari ini. Harga emas dunia naik setelah ketegangan Timur Tengah memberikan ketidakpastian baru.
Melansir
Investing.com, Selasa, 16 April 2024, harga emas dunia acuan XAU/USD menguat 0,05 persen ke level USD2.384 per ons. Emas dunia sudah naik 17,82 persen dalam setahun.
Titik dukungan terbesar untuk harga emas akhir-akhir ini adalah serangan pesawat tak berawak dan rudal oleh Iran terhadap Israel pada akhir pekan, yang diduga sebagai pembalasan atas serangan terhadap kedutaan besar Iran di Suriah.
Langkah ini menandai potensi masuknya Iran ke dalam perang Israel-Hamas yang telah berlangsung lama, dan menghadirkan kemungkinan konflik yang lebih besar di Timur Tengah, yang juga dapat menarik Amerika Serikat.
Namun, emas telah membukukan kenaikan yang kuat tahun ini, bahkan dengan inflasi yang tetap tinggi yang mengisyaratkan suku bunga the Fed akan tetap tinggi lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Goldman Sachs pun telah menaikkan target harga akhir tahun untuk emas, dengan mengatakan logam mulia ini saat ini berada dalam pasar bullish yang tak tergoyahkan. Goldman telah meningkatkan perkiraan harga emas dunia menjadi USD2.700 per ons pada akhir tahun, naik dari USD2.300 per ons sebelumnya.
"Memang, meskipun pasar menilai penurunan suku bunga The Fed yang semakin berkurang, tren pertumbuhan yang lebih kuat dan rekor pasar ekuitas emas telah menguat 20 persen selama dua bulan terakhir," kata analis di bank investasi tersebut, dalam sebuah catatan tertanggal 12 April.
Bukan digerakkan nilai tradisional emas
Goldman menuturkan dalam kondisi normal nilai wajar tradisional emas akan menghubungkan katalis yang biasa, suku bunga riil, ekspektasi pertumbuhan, dan dolar AS, dengan arus dan harga.
"Tak satupun dari faktor-faktor tradisional tersebut yang cukup menjelaskan kecepatan dan skala pergerakan harga emas sejauh ini di tahun ini," jelas dia.
Goldman mengatakan sebagian besar kenaikan emas sejak pertengahan 2022 telah didorong oleh faktor-faktor tambahan (fisik) baru, tidak terkecuali akselerasi yang signifikan dalam akumulasi Bank Sentral negara berkembang serta pembelian ritel Asia.
"Faktor-faktor tersebut tetap ditegakkan dengan baik oleh kebijakan makro dan geopolitik saat ini. Selain itu, dengan pemangkasan Fed yang masih menjadi katalis yang mungkin untuk melunakkan angin sakal ETF di akhir tahun, dan risiko ekor kanan dari siklus pemilu AS dan pengaturan fiskal, kecenderungan bullish emas tetap jelas," kata Goldman.