Penerapan ESG Diyakini Dapat Efek Ganda bagi Bisnis Sekaligus Atasi Krisis Iklim

ESG Summit 2024. Foto: Istimewa.

Penerapan ESG Diyakini Dapat Efek Ganda bagi Bisnis Sekaligus Atasi Krisis Iklim

Husen Miftahudin • 13 September 2024 14:57

Jakarta: Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto menyampaikan penerapan prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) dalam sebuah perusahaan merupakan sebuah kebutuhan. Dengan menerapkan ESG, Seto meyakini sebuah perusahaan atau bisnis dapat memiliki nilai tambah bagi mata investor maupun masyarakat.

"Sebuah perusahaan harus mengelola lingkungan terkait operasi bisnisnya. Program yang dijalankan harus berkelanjutan dan diukur dampaknya," ujar Seto dalam kegiatan ESG Summit 2024 bertajuk 'ESG Ala Indonesia' bagian dari kampanye ESG 'Sehati untuk Bumi' yang digelar Republika di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 13 September 2024.

"Misal perusahaan nikel, tembaga, bauksit segala macam produknya dipakai untuk mobil listrik, perusahaan-perusahaan mobil listrik ini, baterainya segala macam mereka benar-benar akan bagaimana melihat mineral kritis ini diproduksi dan diperoleh, apakah ini diproduksi dan diperoleh dengan mengimplementasikan ESG yang benar atau tidak," tambah dia.

Seto menyebut produk yang dihasilkan dengan penerapan ESG bukan untuk menaikkan harga produk di pasar. Ia mengatakan produk yang diproduksi dengan praktik ESG yang baik, tidak harus menjadi premium atau mahal.

Menurut Seto, praktik ESG didorong dari pasar, terutama pangsa pasar Eropa dan Amerika. "Jadi ini masalahnya dibeli atau tidak, kalau tidak dibeli kita jual ke mana," ucap Seto.

Seto menegaskan ESG salah satu faktor pasar yang penting. PBB, lanjut Seto, baru mengeluarkan laporan bagaimana implementasi atau penerapan tata kelola yang baik bagi mineral kritis bagaimana tiga aspek ESG masuk semua, terkait hak asasi manusia, isu-isu sosial, terkait, lingkungan di planet kita, terkait tata kelola dan korupsi.

"ESG akan menentukan apakah perusahaan akan bertahan atau tidak. Kesadaran masyarakat di Asia terhadap produk-produk yang diproduksi dengan praktik ESG lebih rendah dibandingkan konsumen di Eropa dan Amerika. Namun, konsumen-konsumen generasi lebih muda seperti milenial dan Gen-Z di Asia juga memiliki kesadaran yang kuat terhadap lingkungan," kata Seto.
 

Baca juga: Aturan Baru KLHK Lindungi Pejuang Lingkungan dari Delik Pidana dan Perdata
 

Jalankan bisnis secara berkelanjutan


Duta Besar Singapura untuk Indonesia Kwok Fook Seng menekankan pentingnya pelaporan ESG dalam lanskap bisnis global. Dia mengatakan, pelaporan ESG merupakan alat penting bagi perusahaan yang ingin menarik investasi dan menunjukkan komitmennya terhadap praktik-praktik berkelanjutan. "Pelaporan ESG adalah instrumen penting bagi perusahaan saat ini," ujar Kwok.

Direktur Republika Nur Hasan Murtiaji menyampaikan, prinsip ESG merupakan poin penting dalam operasional bisnis dan industri saat ini. Tantangan krisis iklim menjadi fakta nyata bagi seluruh pelaku usaha di dunia ini untuk melakukan bisnis yang berkelanjutan.
 
"Republika mengambil peran dalam menjalankan fungsi media dalam mengawal serta mainstreaming isu ESG ini. Tak hanya menjadi medium penyebarluasan informasi, Republika mengambil peran dalam membuat wadah diskusi serta workshop ESG," ujar Nur Hasan.

Nur Hasan menerangkan ada beberapa poin utama yang dibahas dalam agenda FGD tersebut. Mulai dari urgensinya sosialisasi ESG hingga implementasinya sesuai dengan kondisi realita di Indonesia.

"Ada tiga poin penting dalam FGD yakni pentingnya edukasi dan sosialisasi ESG, perumusan landasan kebijakan, dan perumusan insentif serta dukungan pendanaan untuk implementasi ESG yang sesuai dengan realita lapangan di Indonesia," jelas dia.

Sebelumnya, Republika juga telah mengadakan berbagai kegiatan kampanye ESG 'Sehati untuk Bumi' dalam Implementasi ESG di Indonesia dengan melibatkan pemerintah, para pelaku usaha dan perumus Sustainability Report korporasi, pengamat, serta aktivis lingkungan. Diantaranya agenda fun bike dan bebersih leuweung hutan gunung.

Kegiatan-kegiatan itu juga yang menjadi landasan Republika dalam menggelar puncak atau summit dari rangkaian acara Sehati Untuk Bumi ini dengan mengusung tema 'ESG ala Indonesia' pada hari ini.  

"Republika berharap, acara ini bisa menjadi diskusi yang komprehensif, melahirkan ide dan gagasan baru, sehingga implementasi ESG di Indonesia ke depannya bisa lebih baik," tutur Nur Hasan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)