Semarang: Darurat kekerasan seksual terhadap anak-anak di Kota Semarang, Jawa Tengah kian mengkhawatirkan, setelah dua kasus hingga mengakibatkan dua korban meninggal kini terbongkar lagi kasus guru ngaji yang mencabuli 20 siswinya yang rata-rata masih duduk di bangku sekolah dasar.
Kasus kekerasan seksual kembali menghebohkan Kota Semarang, sebanyak 20 murid wanita SD menjadi korban pencabulan oleh guru ngajinya di TPQ di Semarang Barat Puji Raharjo, 51, yang kini mendekam di tahanan Polrestabes Semarang.
"Tersangka telah mengakui perbuatannya melakukan pelecehan seksual terhadap 17 anak merupakan murid ngaji di TPQ," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar.
Tersangka mencabuli anak-anak yang menjadi siswanya, karena sering menonton film porno dan selama tiga tahun terakhir dilakukan saat mengajar mengaji dan kondisi sepi, eskipun istrinya juga mengajar ngaji di TPQ tersebut.
Psikiater RS Elizabeth Semarang Probowati Tjondronegoro mengatakan kasus kekerasan seksual di Kota Semarang sudah memasuki tahap darurat dan perlu
mendapat perhatian serius. Berdasarkan data jumlah anak-anak korban pelecehan seksual meningkat, bahkan dalam satu tahun ini jumlah korban mencapai lebih 100 anak.
"Rata-rata korban merupakan anak usia 7-8 tahun", lanjut Probowati Tjondronegoro.
Namun yang menjadi ironi karena korban tidak mengetahui telah menjadi korban pencabulan karena ketidakpahamannya. Sehingga hal itu cukup sulit untuk membuka kasus secara terang benderang.
"Ada anak korban pencabulan saat diperiksa menangis bukan karena telah menjadi korban tetapi karena ingin permen, ada juga pasien saya hingga dewasa tidak mau menikah karena trauma akibat saat kecil menjadi korban pencabulan," ungkap Probowati Tjondronegoro.
Sementara itu Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu sangat terpukul dengan kembali munculnya kasus pencabulan terhadap anak-anak di daerah. Sehingga meminta kasus tersebut diungkap dan diusut secara tuntas hingga pelaku dapat ditindak tegas dan dihukum seberat-beratnya.
"Sejak kasus dua siswa SD meninggal dan diketahui merupakan korban pelecehan seksual, saya minta pelaku dihukum berat, apalagi ini belasan anak menjadi korban maka ini akan menjadi perhatian serius terhadap semua pihak termasuk warga dan orang tua," kata Hevearita.