Presiden AS Joe Biden. (AP)
Willy Haryono • 19 November 2023 14:27
Washington: Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa Jalur Gaza dan Tepi Barat harus "dipersatukan kembali" di bawah Otoritas baru Palestina. Pernyataan disampaikan di tengah pertanyaan mengenai masa depan wilayah Palestina setelah Israel mencapai tujuannya dalam menghancurkan kelompok pejuang Hamas.
"Saat kita mengupayakan perdamaian, Gaza dan Tepi Barat harus dipersatukan kembali di bawah satu struktur pemerintahan, yang pada akhirnya di bawah revitalisasi Otoritas Palestina, di saat kita semua berupaya menuju Solusi Dua Negara," tulis Biden dalam artikel yang diterbitkan di The Washington Post, Sabtu, 18 November 2023.
Sekutu utama Israel, Washington, memberikan dukungan penuhnya terhadap respons negara tersebut terhadap serangan kilat Hamas pada 7 Oktober, yang telah menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil. Sekitar 240 orang juga disandera Hamas kala itu.
Namun ketika jumlah korban tewas akibat serangan balasan Israel di Gaza terus meningkat – menjadi 12.300 orang, termasuk lebih dari 5.000 anak-anak, menurut otoritas Hamas – AS telah menyuarakan keprihatinan atas langkah Israel dan dampak jangka panjangnya. masa depan wilayah tersebut setelah Hamas ditaklukkan.
"Solusi Dua Negara adalah satu-satunya cara untuk menjamin keamanan jangka panjang bagi rakyat Israel dan Palestina. Meski saat ini tampaknya masa depan tidak akan lama lagi, krisis ini menjadikannya semakin penting dibandingkan sebelumnya," kata Biden.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak menolak rencana Biden, tetapi mengatakan Otoritas Palestina "dalam bentuknya yang sekarang tidak mampu menerima tanggung jawab atas Gaza."
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas tidak mengutuk serangan Hamas dan para menteri seniornya merayakan hal tersebut, kata Netanyahu.
"Kita tidak bisa memiliki otoritas sipil di Gaza yang mendukung teror, mendorong teror, melakukan teror, dan mengajarkan teror," ucapnya dalam konferensi pers.