Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.
Jakarta: Aktivitas Pabrik di Tiongkok mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut pada Februari karena lesunya permintaan di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu.
Menurut Biro Statistik Nasional Tiongkok (NBS), Indeks manajer pembelian (PMI), ukuran utama output pabrik, mencapai 49,1 persen pada bulan Februari. Angka PMI di atas 50 persen menunjukkan adanya ekspansi aktivitas, sedangkan di bawah 50 persen menunjukkan adanya kontraksi.
Dikutip dari
Business Times, Minggu, 3 Maret 2024, PMI bulanan Tiongkok hanya tercatat dua kali di wilayah positif sepanjang tahun lalu, terakhir pada September. Aktivitas pabrik secara konsisten mengalami kontraksi sejak saat itu, dan bulan Februari menandai penurunan selama lima bulan berturut-turut. Analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan angka PMI sebesar 48,8 persen pada Februari.
Pada Desember 2022, Beijing tiba-tiba mencabut langkah-langkah pengendalian Covid-19 yang sangat ketat yang telah sangat membebani perekonomian selama hampir tiga tahun, sehingga meningkatkan ekspektasi pemulihan berkelanjutan.
Namun harapan tersebut terhambat oleh rendahnya kepercayaan konsumen dan investor, gejolak yang belum pernah terjadi sebelumnya di sektor properti, dan melonjaknya pengangguran kaum muda. Sementara itu, perlambatan global melemahkan permintaan produk Tiongkok di luar negeri.
Dalam beberapa bulan terakhir, pihak berwenang berusaha mendorong ekonomi dengan memangkas suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) serta merancang penerbitan obligasi negara dalam jumlah besar untuk meningkatkan belanja infrastruktur dan menghidupkan kembali aktivitas ekonomi Tiongkok.
Periode Tahun Baru Imlek selama seminggu di Tiongkok menjadi hari libur umum tahunan terpanjang, yang terjadi pada Februari tahun ini, menjadi salah satu penyebab perlambatan aktivitas ekonomi Tiongkok.
sektor jasa positif
PMI non-manufaktur Tiongkok, yang memperhitungkan sektor jasa, tetap berada di wilayah positif pada bulan Februari sebesar 51,4 persen, naik dari 50,7 persen pada bulan sebelumnya, kata NBS pada hari Jumat. Angka terbaru ini lebih tinggi dari perkiraan analis yang disurvei oleh Bloomberg, yang memperkirakan angka tersebut akan mencapai 50,2 persen.
Tiongkok bakal mengumumkan tujuan ekonomi resmi untuk tahun ini termasuk target pertumbuhan PDB yang diperkirakan merupakan target terendah dalam tiga dekade. Tiongkok mencatat pertumbuhan PDB sebesar 5,2 persen pada tahun lalu. Pertumbuhan tersebut merupakan pertumbuhan terendah sejak tahun 1990an, selain tahun-tahun pandemi.