Presiden terpilih AS Donald Trump. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 28 November 2024 07:23
Washington: Beberapa anggota pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang baru di bawah Donald Trump telah menerima ancaman termasuk peringatan bom, kata FBI pada Rabu 27 November 2024. Satu calon melaporkan ancaman bom pipa yang diarahkan kepada kelompok yang pro-Palestina.
Pilihan Presiden terpilih untuk duta besar Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kepala Badan Perlindungan Lingkungan, serta pilihan sebelumnya untuk menjadi jaksa agung AS, mengatakan mereka termasuk di antara mereka yang telah menerima ancaman tersebut.
"FBI menyadari banyaknya ancaman bom dan insiden swatting yang menargetkan calon dan pejabat pemerintahan yang baru, dan kami bekerja sama dengan mitra penegak hukum kami," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Kamis 28 November 2024.
Swatting atau telepon laporan palsu mengacu pada praktik di mana polisi dipanggil dengan segera ke rumah seseorang dengan alasan palsu. Panggilan palsu seperti itu umum terjadi di AS dan telah menyebabkan banyak tokoh politik senior menjadi sasaran dalam beberapa tahun terakhir.
Karoline Leavitt, juru bicara tim transisi Trump, sebelumnya mengatakan bahwa beberapa orang yang ditunjuk dan dicalonkan "menjadi sasaran ancaman kekerasan dan anti-Amerika terhadap nyawa mereka dan orang-orang yang tinggal bersama mereka".
Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden yang akan lengser "telah diberi pengarahan" tentang ancaman tersebut.
"Gedung Putih berhubungan dengan penegak hukum federal dan tim Presiden terpilih, dan terus memantau situasi dengan saksama," kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan.
"Presiden dan pemerintahan dengan tegas mengutuk ancaman kekerasan politik,” ungkap Gedung Putih.
Biden telah berjanji akan melakukan transisi kepresidenan yang lancar dan damai - berbeda dengan saat Trump membuat marah massa yang menyerang Gedung DPR AS pada Januari 2021 dengan klaim palsu tentang kecurangan pemilu.