Gencatan Senjata Rapuh Disepakati India-Pakistan, Trump Tawarkan Bantuan Tambahan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: Anadolu

Gencatan Senjata Rapuh Disepakati India-Pakistan, Trump Tawarkan Bantuan Tambahan

Fajar Nugraha • 11 May 2025 15:07

Amritsar: Gencatan senjata yang rapuh terjadi antara India dan Pakistan pada 11 Mei, setelah pertempuran semalaman antara kedua negara tetangga bersenjata nuklir itu. Di saat bersamaan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, akan berupaya untuk memberikan solusi terkait Kashmir.

Kedua musuh bebuyutan itu terlibat dalam baku tembak hebat selama empat hari, yang terburuk dalam hampir tiga dekade, dengan rudal dan pesawat tanpa awak ditembakkan ke instalasi militer masing-masing dan puluhan orang tewas.

Kesepakatan gencatan senjata dicapai setelah diplomasi dan tekanan dari Amerika Serikat, tetapi dalam beberapa jam, tembakan artileri disaksikan di Kashmir India, pusat sebagian besar pertempuran.

“Ledakan dari sistem pertahanan udara menggelegar di kota-kota dekat perbatasan saat listrik padam, mirip dengan dua malam sebelumnya,” menurut pihak berwenang, penduduk, dan saksi mata, seperti dikutip dari The Straits Times.

Pada akhir 10 Mei, India mengatakan Pakistan telah melanggar kesepakatan yang disepakati untuk menghentikan penembakan dan bahwa angkatan bersenjata India telah diinstruksikan untuk "menangani dengan tegas" setiap pengulangan.

Sebagai tanggapan, Pakistan mengatakan pihaknya berkomitmen pada gencatan senjata dan menyalahkan India atas pelanggaran tersebut.

Menurut saksi mata, menjelang fajar, pertempuran dan ledakan yang dilaporkan semalam telah mereda di kedua sisi perbatasan. Listrik telah pulih di sebagian besar wilayah di sepanjang kota perbatasan India setelah pemadaman listrik pada malam sebelumnya.

Pujian Trump

Trump memuji para pemimpin kedua negara karena sepakat untuk menghentikan agresi. "Meskipun belum dibahas, saya akan meningkatkan perdagangan, secara substansial, dengan kedua negara besar ini. Selain itu, saya akan bekerja sama dengan Anda berdua untuk melihat apakah solusi dapat dicapai terkait Kashmir," kata Trump dalam sebuah posting di Truth Social.

Di kota perbatasan Amritsar, rumah bagi Kuil Emas yang dihormati oleh kaum Sikh, sirene dibunyikan di pagi hari untuk melanjutkan aktivitas normal membawa rasa lega dan orang-orang terlihat di jalan.

Pertempuran dimulai pada 7 Mei, dua minggu setelah 26 orang tewas dalam serangan yang menargetkan umat Hindu di Pahalgam, Kashmir, India.

"Sejak teroris menyerang orang-orang di Pahalgam, kami menutup toko-toko kami lebih awal dan ada ketidakpastian. Saya senang setidaknya tidak akan ada pertumpahan darah di kedua belah pihak," kata Satvir Singh Alhuwalia, 48, seorang pemilik toko di Amritsar.

Para pejabat di Pakistan mengatakan ada beberapa penembakan di Bhimber, Kashmir Pakistan, semalam, tetapi tidak di tempat lain, dan tidak ada korban jiwa.

Sejarah panjang

Kedua negara, yang lahir dari penjajahan Inggris pada tahun 1947, telah berperang tiga kali - dua kali memperebutkan wilayah Kashmir.

India yang mayoritas beragama Hindu dan Pakistan yang beragama Muslim sama-sama menguasai sebagian Kashmir tetapi mengklaimnya sepenuhnya.

India menyalahkan Pakistan atas pemberontakan di wilayah Kashmir yang dimulai pada tahun 1989 dan telah menewaskan puluhan ribu orang. India juga menyalahkan kelompok militan Islam Pakistan atas serangan di tempat lain di India.

Pakistan mengatakan bahwa mereka hanya memberikan dukungan moral, politik, dan diplomatik kepada separatis Kashmir.

Jumlah korban tewas gabungan dalam pertikaian baru-baru ini telah mencapai hampir 70, kata para pejabat.

“Lebih dari saya, keluarga saya senang karena anak-anak dan istri saya telah menelepon saya setiap jam untuk menanyakan keadaan saya. Syukurlah gencatan senjata terjadi,” pungkas Guruman Singh, seorang penjaga keamanan di Amritsar.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)