Korea Selatan akan ungkap laporan awal kecelakaan pesawat Jeju Air. (Yonhap)
Marcheilla Ariesta • 26 January 2025 18:01
Seoul: Korea Selatan akan merilis laporan awal tentang kecelakaan pesawat Jeju Air bulan lalu yang menewaskan 179 orang pada Senin, 27 Januari 2025. Kecelakaan itu menjadi bencana udara paling mematikan di Korea Selatan.
Satu area yang sedang diselidiki adalah peran tabrakan burung dalam kecelakaan penerbangan 7C2216 pada 29 Desember saat tiba di Bandara Internasional Muan dari Bangkok, menurut pernyataan Kementerian Transportasi Korsel.
“Laporan tersebut akan dikirim ke Organisasi Penerbangan Sipil Internasional serta Amerika Serikat, Prancis, dan Thailand,” kata kementerian tersebut, dilansir dari Channel News Asia, Minggu, 26 Januari 2025.
Seoul telah bekerja sama dengan penyelidik dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS dan Biro Penyelidikan dan Analisis Prancis untuk Keselamatan Penerbangan Sipil.
Butuh waktu beberapa bulan untuk menganalisis dan memverifikasi data penerbangan dan rekaman suara kokpit, yang berhenti merekam empat menit dan tujuh detik sebelum kecelakaan, dan rekaman komunikasi dengan menara kontrol, kata kementerian tersebut.
“Pukul 08.58 pagi, pilot membahas burung yang terbang di bawah Boeing 737-800, lalu mengumumkan mayday pukul 08.58 pagi, melaporkan adanya tabrakan burung saat pesawat sedang berputar balik,” kata pernyataan itu.
Rekaman CCTV bandara juga memperlihatkan pesawat melakukan "kontak" dengan burung selama berputar balik.
Sebelumnya kementerian mengatakan pilot mengeluarkan sinyal marabahaya karena adanya tabrakan burung sebelum berputar balik.
Jet itu jatuh pukul 09.02 pagi, menghantam tanggul dan terbakar yang menewaskan semua orang di dalamnya kecuali dua awak di bagian ekor.
Rekaman pengawasan diambil dari jarak yang terlalu jauh untuk melihat apakah ada percikan dari tabrakan burung. “Tapi dapat memastikan pesawat melakukan kontak dengan burung, meskipun waktu pastinya tidak jelas,” kata seorang pejabat kementerian.
Kementerian menuturkan, bulu bebek dan darah ditemukan di kedua mesin GE Aerospace pesawat itu.
Kementerian mengatakan akan melakukan analisis terpisah tentang peran tanggul beton yang menopang antena navigasi yang disebut "localiser". Mereka juga mengatakan akan menyingkirkan tanggul, yang menurut para ahli kemungkinan membuat bencana tersebut lebih mematikan.