Ketertiban Mulai Pulih di Nepal Setelah Tentara Ambil Alih Keamanan

Protes yang terjadi di Nepal diatasi oleh keamanan setempat. Foto: BBC

Ketertiban Mulai Pulih di Nepal Setelah Tentara Ambil Alih Keamanan

Muhammad Reyhansyah • 10 September 2025 16:27

Kathmandu: Ketentraman perlahan kembali ke Nepal pada Rabu, 10 September 2025 setelah militer dikerahkan untuk memulihkan keamanan menyusul kerusuhan anti-pemerintah yang mengguncang negara itu dan berujung pada pengunduran diri Perdana Menteri K.P. Sharma Oli.

Pasukan Militer Nepal mulai menyebar sejak dini hari di Kathmandu dan sejumlah kota lain, termasuk Lalitpur dan Bhaktapur. Militer mengambil alih operasi keamanan nasional sejak Selasa malam pukul 22.00 waktu setempat dan memberlakukan pembatasan di berbagai wilayah untuk menekan kerusuhan yang masih berlangsung meski Oli telah mundur.

Dalam pernyataan resminya, militer menyatakan keprihatinan terhadap “sejumlah kelompok yang memanfaatkan situasi sulit” sehingga menimbulkan kerusakan serius bagi warga dan fasilitas publik.

“Kami telah mengerahkan pasukan untuk mencegah insiden yang tidak diinginkan, termasuk penjarahan dan vandalisme,” ujar seorang perwira dari markas besar Militer Nepal, seperti dikutip Deccan Herald, Rabu, 10 September 2025

Warga juga diminta tetap berada di rumah kecuali untuk keperluan mendesak. Sejak pagi, jalanan Kathmandu yang biasanya ramai tampak lengang, hanya segelintir orang terlihat keluar untuk membeli kebutuhan pokok. Aparat keamanan berpatroli di berbagai ruas jalan, sementara mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan kebakaran di gedung-gedung pemerintah maupun swasta yang diserang pada hari sebelumnya.

Sehari sebelumnya, massa pengunjuk rasa membakar gedung parlemen, kantor presiden, kediaman perdana menteri, kantor partai politik, serta rumah sejumlah pemimpin senior. Oli mengumumkan pengunduran dirinya tak lama setelah ratusan demonstran menduduki kantornya dan menuntut pertanggungjawaban atas kematian sedikitnya 19 orang akibat tindakan represif polisi pada aksi protes Senin. 

Gelombang unjuk rasa yang dipimpin generasi muda “Gen Z” itu dipicu dugaan korupsi pemerintah serta larangan sementara penggunaan media sosial, yang akhirnya dicabut pada Senin malam.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)