Ilustrasi. Foto: Dok istimewa
Eko Nordiansyah • 23 September 2025 17:00
Jakarta: Pengusaha udang meminta pemerintah segera merespons laporan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration/FDA) terkait adanya kandungan Cesium-137 dalam udang mentah beku yang diproses PT Bahari Makmur Sejati (BMS Foods).
"Pengusaha mohon kepada pemerintah kita kerja cepat. Kasus ini sudah satu bulan tapi enggak ada laporan resmi ke US FDA," kata Sekretaris Jenderal Farmers Learning Club (FLC) Frans Antony kepada Metrotvnews.com, Selasa, 23 September 2025.
Frans mengungkapkan, respons pemerintah terkait hal ini masih sangat minim. Ia mengibaratkan, bukannya memberikan penjelasan agar masalah ini tidak berlarut justru pemerintah seperti sibuk sendiri tanpa memikirkan dampak yang dirasakan oleh para pengusaha.
"Saat ini FDA menanti report dari pemerintah Indonesia," ujar dia.
Ia mengungkapkan, saat ini pengusaha juga merasakan dampak penurunan harga akibat kejadian tersebut. Padahal kata dia, September merupakan puncak pengiriman produk menjelang libur akhir tahun sehingga harga seharusnya sedang berada di tingkat teratas.
"Di Sumatra bagian utara (Sumut, Aceh, Nias) harga crushed sampai 25-30 persen. Sudah dibawah biaya produksi sehingga jual rugi. Padahal harga udang dunia naik, bahkan mencapai multi years high. Ini kami sangat sesali, kita tidak kecipratan, bahkan jual rugi," ujar dia.
Frans mengaku, kasus BMS juga menghambat pelaku usaha lain. Menurut dia, kasus ini menyebabkan pemeriksaan oleh FDA menjadi semakin ketat sehingga frekuensi pengecekan kontainer menjadi lebih lebih sering dan memakan waktu lama.
"Frekuensi pengecekan kontainer jadi lebih sering, sehingga meningkatkan biaya dari sisi eksportir, karena mereka juga takut, Di sisi eksportir mereka cek semua hal dulu, sebelum shipping," ungkapnya.