Ilustrasi. Foto: Dok MI
Eko Nordiansyah • 21 May 2025 21:22
Jakarta: Associate Faculty dari Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto menilai keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 5,5 persen akan disambut positif sektor perbankan dan sektor riil.
Keputusan tersebut dinilai sebagai langkah strategis untuk membuka ruang ekspansi kredit yang lebih luas. Namun, Ryan menekankan langkah moneter yang taktis dan cermat dari BI ini harus diperkuat dengan kebijakan fiskal yang efektif dan bersifat counter-cyclical atau pro pertumbuhan.
“Keputusan penurunan suku bunga bertujuan agar perbankan lebih agresif menyalurkan kredit. Namun, sisi permintaan kredit dari dunia usaha juga perlu didorong melalui dukungan kebijakan fiskal yang efektif,” ujar Ryan kepada Media Indonesia, Rabu, 21 Mei 2025.
Ia mengungkapkan, kebijakan fiskal yang efektif dengan memiliki daya serap tinggi, baik di tingkat pusat (K/L) maupun daerah. Dalam hal ini, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) harus difungsikan secara optimal.
"Hal ini sebagai stimulan ekonomi dan penyangga (shock absorber) terhadap pelemahan ekonomi," ucapnya.
Baca juga:
Ajak Bank Genjot Kredit, Bos BI: Yuk Turunkan Bunganya |