istimewa.
Al Abrar • 14 March 2025 13:55
Jakarta: Kesenjangan antara keterampilan talenta muda dengan kebutuhan industri menjadi tantangan besar dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Untuk menjembatani kesenjangan tersebut, Pijar Foundation bekerja sama dengan Temasek Foundation meluncurkan inisiatif Future Talent Hub (FTH).
Program ini bertujuan membantu Indonesia memenuhi kebutuhan 9 juta talenta digital pada 2030 dengan memberdayakan mahasiswa tahun ketiga. Para peserta akan dibekali keterampilan digital yang selaras dengan kebutuhan industri. Pada tahap awal yang dimulai pada 2025, FTH akan bermitra dengan enam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU), memungkinkan peserta mengonversi pembelajaran dalam program ini ke dalam rencana studi mereka.
Peluncuran FTH berlangsung dalam acara bertajuk Top Talent for Indonesia 2045: Bridging Higher Education Institutions and Employers in the Digital Era. Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Brian Yuliarto menyambut baik inisiatif ini dan menegaskan keselarasan FTH dengan Asta Cita, delapan misi strategis Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Perguruan tinggi diharapkan dapat menghasilkan kinerja terbaik sebagai mesin pembangunan ekonomi. Kolaborasi antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah menjadi hal mutlak yang harus diperkuat,” ujar Menteri Brian dalam sambutannya secara virtual.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie turut menekankan pentingnya transformasi pendidikan tinggi untuk menciptakan industri berbasis teknologi. Ia menyoroti dua langkah utama dalam mewujudkannya, yakni membangun pola pikir penelitian (research mindset) serta menciptakan tenaga kerja yang specialized dan adaptable.
“Kita juga harus mampu menciptakan permintaan melalui inovasi yang muncul dari pendidikan tinggi,” kata Stella saat menjadi pembicara utama dalam acara yang dihadiri lebih dari 100 pemangku kepentingan dari berbagai sektor, termasuk pemerintah, industri, akademisi, inovator, dan komunitas masyarakat.
Sementara itu, Chairman Pijar Foundation, Ferro Ferizka Aryananda menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membangun ekosistem talenta yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga berorientasi pada inovasi.
“Kami bangga dapat bekerja sama dengan Temasek Foundation, yang memiliki komitmen dalam menghadirkan program pelatihan yang menggabungkan wawasan global dengan konteks Indonesia,” ungkapnya.
Ng Boon Heong, CEO of Temasek Foundation, menambahkan bahwa penguasaan keterampilan digital sangat penting agar generasi muda siap menghadapi perubahan industri yang cepat.
“Melalui kerja sama dengan Pijar Foundation, kami berharap program ini dapat berkembang lebih luas dan memberikan manfaat bagi lebih banyak orang,” tuturnya.
Acara peluncuran FTH juga menghadirkan diskusi panel dengan pembicara dari sektor industri hingga akademisi, di antaranya Ketua Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama, Prof. Ainun Naim, Staf Khusus Wakil Presiden RI, Achmad Adhitya, Ph.D, serta Wakil Bendahara Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Jay Singgih. Diskusi ini membahas peran keterampilan digital dalam meningkatkan efisiensi dan kreativitas di berbagai industri demi mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Pada tahap awal di 2025, FTH akan menghadirkan dua jalur pembelajaran utama, yakni Digital Marketing dan Product Management. Setiap batch peserta akan mengikuti bootcamp online selama tiga bulan, sebelum mengerjakan tugas akhir dan melanjutkan tahap magang bersama mitra industri.
Sebagai inisiator, Pijar Foundation dan Temasek Foundation berkomitmen mendukung pemerintah dalam mencetak talenta digital unggul, salah satunya melalui program FTH. Dengan kolaborasi lintas sektor, diharapkan inisiatif ini dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan daya saing tenaga kerja Indonesia di era digital.