Senator Australia Pakai Burqa di Parlemen, Picu Kecaman Keras

Gedung Parlemen Australia di Canberra. (Anadolu Agency)

Senator Australia Pakai Burqa di Parlemen, Picu Kecaman Keras

Willy Haryono • 25 November 2025 07:14

Canberra: Senator sayap kanan Australia Pauline Hanson mengenakan burqa di Parlemen pada Senin kemarin sebagai alat politik dalam upayanya melarang penggunaan pakaian tertutup tersebut di ruang publik, memicu kecaman keras dan tuduhan rasisme dari para senator Muslim atas aksi tersebut.

Dikutip dari The New Arab, Selasa, 25 November 2025, Hanson mengenakan burqa itu tak lama setelah ia tidak diberi izin untuk mengajukan rancangan undang-undang yang akan melarang burqa dan penutup wajah penuh lainnya di tempat umum di Australia.

Ini merupakan kali kedua Hanson menggunakan pakaian tersebut di parlemen sebagai bagian dari kampanyenya melarang burqa di ruang publik.

Suasana di Senat langsung memanas ketika ia memasuki ruang sidang dengan mengenakan burqa, dan persidangan ditangguhkan setelah Hanson menolak untuk melepaskannya.

“Ini adalah senator rasis, menunjukkan rasisme secara terang-terangan,” kata Mehreen Faruqi, senator Muslim dari Partai Hijau asal New South Wales.

Senator Muslim lainnya, Fatima Payman, yang kini berstatus independen dari Australia Barat, menyebut aksi Hanson “memalukan.” Pemimpin Senat dari pemerintah Partai Buruh, Penny Wong, dan wakil pemimpin Senat dari koalisi oposisi, Anne Ruston, juga mengecam tindakan tersebut.

Wong menyebut aksi itu “tidak pantas dilakukan seorang anggota Senat Australia” dan mengajukan mosi untuk menskors Hanson karena menolak melepaskan burqa. Setelah Hanson tetap menolak keluar, persidangan Senat akhirnya ditangguhkan.

Hanson, senator dari Queensland, mulai dikenal pada 1990-an karena sikap kerasnya terhadap imigrasi dari Asia dan pencari suaka. Ia juga telah lama mengampanyekan pelarangan pakaian Islam dalam karier politiknya.

Hanson sebelumnya pernah mengenakan burqa di parlemen pada 2017 sambil menyerukan larangan nasional terhadap pakaian tersebut. Partainya, One Nation, kini memiliki empat kursi di Senat setelah meraih dua kursi tambahan dalam pemilu Mei di tengah meningkatnya dukungan terhadap kebijakan anti-imigrasi sayap kanan.

Dalam pernyataan yang kemudian diunggah ke Facebook, Hanson mengatakan aksinya merupakan bentuk protes atas penolakan Senat terhadap RUU yang ia ajukan.

“Jika Parlemen tidak mau melarangnya, saya akan menampilkan penutup kepala yang menindas, radikal, dan non-religius ini — yang menurut saya mengancam keamanan nasional dan memperburuk perlakuan terhadap perempuan — di lantai parlemen agar setiap warga Australia tahu apa yang dipertaruhkan,” tulis Hanson.

“Jika mereka tidak ingin saya memakainya—larang burqa,” lanjutnya.

Baca juga:  Kebijakan Konyol Melarang Jilbab

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)