Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: dok MI/Ramdani.
Husen Miftahudin • 6 May 2025 15:02
Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berkilah dan enggan menyebut ekonomi Indonesia tumbuh melambat. Padahal, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2025 melambat, baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya maupun triwulan yang sama di 2024.
Bendahara Negara itu hanya menekankan, di tengah ketidakpastian global yang menantang, perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang resilien. Diketahui, ekonomi Indonesia pada triwulan I-2025 tumbuh 4,87 persen year on year (yoy), melambat dari 5,02 persen di triwulan IV-2024 ataupun dibandingkan dengan triwulan I-2024 yang tercatat tumbuh 5,11 persen.
Menkeu mengklaim konsumsi rumah tangga tetap terjaga ditopang oleh berbagai insentif dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan harga pangan yang diklaim terjangkau. Dari sisi Belanja, APBN dikatakan mampu mendukung pelaksanaan program prioritas pada masa transisi pemerintahan baru.
"Perekonomian Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang cukup resilien," ucap Sri Mulyani percaya diri, dikutip dari keterangan resmi, Selasa, 6 Mei 2025.
Berdasarkan komponen pengeluaran, Menkeu menyampaikan konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89 persen, didukung meningkatnya mobilitas masyarakat seiring libur tahun baru serta pergeseran libur Ramadan dan Idulfitri ke triwulan I.
Kemudian, daya beli masyarakat yang terjaga didukung berbagai insentif pemerintah melalui pemberian tunjangan hari raya (THR), dan berbagai stimulus fiskal, seperti diskon tarif listrik dan tarif tol, pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) properti, serta PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP) sektor padat karya.
Sri Mulyani juga mengklaim pemerintah berhasil menjaga harga pangan yang terjangkau melalui optimalisasi peran Bulog dalam stabilisasi harga. Investasi atau pembentukan modal tetap bruto tercatat tumbuh terbatas di 2,12 persen. Hal ini utamanya dipengaruhi investasi bangunan yang tumbuh melambat sebagaimana tercermin pada kinerja sektor konstruksi yang tumbuh terbatas.
Baca juga: Dihantui Resesi, Ekonomi Indonesia Mengkhawatirkan |