Ilustrasi. Foto: Medcom
Lukman Diah Sari • 17 April 2025 09:30
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sejumlah kejadian bencana banjir di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengungkap, banjir di Kabupaten Barito Selatan, sejak Jumat, 7 Maret 2025, belum surut hingga Rabu, 16 April 2025.
"Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat tersebut merendam lima kecamatan," ujar Abdul dalam siaran resmi, Kamis, 17 April 2025.
Dia memerinci sebanyak 4.482 unit rumah, 20 unit fasilitas kesehatan, 50 unit fasilitas ibadah, 63 unit fasilitas pendidikan, 317 unit jembatan, 16 ruas jalan, 21 lahan pertanian dan sembilan lahan pertanian terdampak kejadian ini. Saat ini ketinggian muka air bervariasi mulai dari 30 sampai 150 sentimeter.
Selanjutnya, di Kabupaten Kapuas, banjir masih melanda enam kecamatan sejak Selasa, 4 Maret 2025. BPBD Kabupaten Kapuas melaporkan sebanyak 5.558 unit rumah, sembilan unit fasilitas kesehatan, 51 unit fasilitas ibadah, 58 unit fasilitas pendidikan, 135 unit jembatan, dan 274 akses jalan terdampak.
"Berdasarkan pantauan visual per Rabu, 16 April 2025, ketinggian air mencapai 300 sentimeter," ungkap Abdul.
Selain itu, banjir juga terjadi di Kabupaten Murung Raya sejak Rabu, 9 April 2025. Banjir disebabkan oleh luapan Sungai Gula, Kohong,Tuhup dan Laung yang dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi.
"Kejadian ini berdampak pada lima kecamatan," ujar Abdul.
Sebanyak 552 unit rumah, masing-masing satu unit fasilitas umum, fasilitas ibadah, fasilitas kesehatan dan kantor pemerintah, tiga unit fasilitas pendidikan serta 22 unit jembatan terdampak banjir. BPBD Kabupaten Murung Raya melaporkan per Rabu, 16 April 2025, banjir masih bertahan setinggi satu meter di empat kecamatan.
"BNPB mengimbau masyarakat dan pemerintah setempat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi dengan membersihkan saluran drainase secara berkala, memelihara kebersihan daerah aliran sungai, membuat tanggul atau tempat penampungan air sementara, mempersiapkan tas siaga bencana serta rencana kedaruratan mulai dari tingkat keluarga hingga komunitas RT/RW, desa atau kecamatan," jelas Abdul.