Meski Likuiditas Banjir, Inflasi Bakal Tetap Terkendali

Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Meski Likuiditas Banjir, Inflasi Bakal Tetap Terkendali

Husen Miftahudin • 28 October 2025 12:14

Jakarta: Riset UOB Kay Hian memproyeksikan ekonomi Indonesia akan menguat pada kuartal IV-2025 seiring dengan stabilitas likuiditas perbankan sekaligus kebijakan moneter yang tetap akomodatif.

Analis UOB Kay Hian Suryaputra Wijaksana mengatakan aktivitas ekonomi diproyeksikan akan meningkat seiring percepatan belanja pemerintah, membaiknya stabilitas politik, serta kenaikan kepercayaan bisnis dan konsumen pada kuartal IV-2025, sehingga diharapkan akan mendukung akselerasi pertumbuhan kredit secara moderat pada akhir 2025.

"Percepatan realisasi belanja fiskal dan perbaikan sentimen domestik akan mendorong pertumbuhan M2 yang lebih stabil, serta memperkuat pondasi ekonomi menjelang akhir tahun," ungkap Suryaputra dalam risetnya di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa, 28 Oktober 2025.

Ia mengatakan likuiditas dari penempatan dana pemerintah di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) masih menunggu panduan teknis sebelum dapat disalurkan ke sektor riil.

Kelebihan likuiditas perbankan mengalir ke pasar obligasi pemerintah, sehingga mendorong permintaan yang tinggi dan menyebabkan penurunan signifikan pada imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) pada September 2025, katanya, menjelaskan.

Lebih lanjut, ia mengatakan kondisi tersebut juga diperkuat oleh pembelian obligasi oleh Bank Indonesia (BI), yang semakin memperkuat pasar surat berharga domestik.

"Dengan permintaan terhadap obligasi pemerintah yang jauh melampaui pasokan, yield obligasi cenderung menurun," ujar Suryaputra.
 

Baca juga: Purbaya: Presiden Prabowo Berhasil Pulihkan Optimisme dan Sentimen Positif Publik


(Ilustrasi investasi. Foto: Medcom.id)
 

Tekanan inflasi tetap terkendali


Di sisi lain, ia memproyeksikan tekanan inflasi diperkirakan tetap terkendali meskipun likuiditas meningkat, dengan proyeksi inflasi berada di level 2,7 persen pada 2025 atau masih berada dalam rentang target BI sebesar 1,5 persen sampai 3,5 persen.

Dengan inflasi stabil dan pertumbuhan ekonomi menguat, ia meyakini BI akan mempertahankan kebijakan moneter yang longgar, guna mendorong ekspansi kredit dan menjaga momentum pemulihan.

"Kombinasi antara stabilitas rupiah, surplus perdagangan, dan inflasi yang rendah memungkinkan BI tetap menjaga stance akomodatif," tutur Suryaputra.

Seiring inflasi terjaga, pasar obligasi solid, dan kebijakan moneter propertumbuhan, ia mengatakan juga meyakini Indonesia tetap berada pada jalur yang kuat untuk menjaga momentum ekonomi hingga 2026.

Diketahui, pertumbuhan jumlah uang beredar luas (M2) meningkat menjadi 8,0 persen year-on-year (yoy) pada September 2025, atau tumbuh dari 7,6 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

Pertumbuhan ditopang oleh kenaikan aset luar negeri bersih (NFA) sebesar 12,6 persen, yang dipicu oleh pelemahan nilai tukar rupiah dan surplus perdagangan yang signifikan.

Sementara itu, pertumbuhan aset domestik bersih (NDA) tercatat 6,8 persen (yoy) per September 2025, yang menandakan likuiditas pemerintah di perbankan belum sepenuhnya tersalurkan menjadi kredit baru.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)