Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva. Foto: BPMI Setpres.
Fachri Audhia Hafiez • 23 October 2025 16:31
Jakarta: Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menyatakan hubungan ekonomi negaranya dengan Indonesia memiliki potensi besar. Perekonomian diyakini bisa tumbuh jauh melampaui USD6 miliar.
"Saya menyampaikan kepada Presiden Prabowo, mengapa dua negara besar seperti Indonesia dan Brasil, yang secara bersama mewakili hampir 500 juta penduduk dunia, hanya memiliki nilai perdagangan 6 miliar dolar AS. Jumlah itu masih terlalu kecil, baik bagi Indonesia maupun bagi Brazil," kata Lula di Istana Merdeka, Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis, 23 Oktober 2025.
Lula menyampaikan bahwa pada tahun 2024, Indonesia tercatat sebagai tujuan kelima terbesar ekspor agribisnis Brasil. Namun, nilai tersebut masih belum sebanding dengan potensi pasar yang dimiliki kedua negara.
"Indonesia dan Brasil menempati peringkat keempat dan ketujuh negara berpenduduk terbesar di dunia, dengan total hampir setengah miliar jiwa," kata Lula.
Lula berkomitmen untuk memperkuat kemitraan ekonomi antara
Brasil dan Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar kedua negara menjadi basis kekuatan strategis dalam peta ekonomi dunia.
Sejak kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Ibu Kota Brazilia pada 9 Juli 2025, kata Lula, kerja sama ekonomi kedua negara semakin terbuka. Termasuk dalam akses pasar bagi produk-produk ekspor Brasil ke Indonesia.
Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva. Foto: BPMI Setpres.
Selain sektor pertanian, Lula juga melihat peluang besar pada perdagangan produk bernilai tambah terutama di bidang pertahanan. Karena Brasil memiliki basis industri militer yang kuat dan siap mendukung kebutuhan Indonesia, khususnya bagi
TNI Angkatan Udara.
Dalam bidang energi, Indonesia-Brazil juga membahas pengelolaan sumber daya mineral penting bagi transisi energi bersih. Kerja sama pertambangan akan terus diperkuat melalui nota kesepahaman yang baru ditandatangani oleh menteri energi kedua negara.
Presiden Lula dan Presiden Prabowo juga bersepakat untuk mempercepat perundingan Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA) antara Mercosur dan Indonesia, sebelum akhir masa presidensi Brazil pada Desember 2025.