Kompetisi jurnalistik MediaMIND 2025 yang digelar oleh MIND ID mengajak 30 finalis melakukan site visit ke tiga wilayah operasional anggota Grup MIND ID (Foto:MIND ID)
Rosa Anggreati • 22 October 2025 14:12
Jakarta: Ajang kompetisi jurnalistik MediaMIND 2025 yang digelar oleh Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID telah menyelesaikan rangkaian site visit.
Sebanyak 30 finalis diajak berkunjung ke tiga wilayah operasional anggota Grup MIND ID, yaitu Bangka (PT Timah Tbk), Lampung (PT Bukit Asam Tbk), dan Pongkor (PT Aneka Tambang Tbk).
Kunjungan ini menjadi kesempatan berharga bagi para finalis untuk memahami lebih dalam proses bisnis pertambangan, serta berbagai manfaat yang dihasilkan industri ini bagi masyarakat dan peradaban masa depan.
Salah satu finalis, Nuzulia Nur Rahma, yang berkunjung ke Bangka, mengungkapkan apresiasinya atas kesempatan mengunjungi daerah operasional PT Timah Tbk.
Ia berkesempatan menyaksikan langsung proses bisnis pertambangan timah dari hulu hingga hilir, mulai dari kapal isap produksi (KIP), smelter pengolahan timah, pabrik pengolahan industri timah, hingga program keberlanjutan, serta Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan.
“Sepanjang perjalanan saya mendapat gambaran yang luas tentang dunia pertambangan. Bisa tahu juga potensi hasil bumi di negara tercinta. Kami melihat lebih dekat para pekerja, memahami kisah hidup mereka, dan itu sangat mengagumkan,” ujarnya.
Lia juga mengungkapkan dirinya terkesima setelah mengetahui betapa erat keterkaitan sektor pertambangan dengan kehidupan sehari-hari.
“Dengan melihat secara langsung, saya bisa mendapat gambaran nyata tentang sistem operasional pertambangan. Ini membantu saya menarasikan dunia pertambangan kepada masyarakat dengan lebih utuh,” ucap Lia.
Sementara itu, Ajat Hutdiyanto, finalis yang mengikuti site visit ke Lampung, menyampaikan kesan mendalam terhadap penyelenggaraan kegiatan tersebut. Menurutnya, format kunjungan dengan pendekatan media convergence memberikan pengalaman liputan yang lebih dinamis dan kolaboratif.
“Kami jadi belajar bagaimana menyusun agenda peliputan yang komprehensif agar bisa menghasilkan rangkaian publikasi yang berdampak bagi publik dan industri pertambangan,” tutur Ajat.
Ajat juga menuturkan pengalaman berkesannya saat berpartisipasi dalam kegiatan penanaman pohon mangrove.
“Saya sering meliput program CSR perusahaan, tapi baru kali ini ikut langsung menanam pohon mangrove di lokasi ekowisata. Sangat berkesan, karena ini pengalaman pertama saya,” katanya.