Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com
Eko Nordiansyah • 22 October 2025 17:25
Jakarta: Aksi penipuan digital dengan modus spoofing semakin marak dan wajib diwaspadai oleh masyarakat. Taktik licik ini bekerja dengan cara memalsukan identitas digital, seperti alamat e-mail atau nomor telepon, agar terlihat seperti berasal dari sumber terpercaya, misalnya bank atau kantor resmi.
Kepercayaan digital masyarakat seringkali menjadi celah yang dimanfaatkan pelaku. Tujuan utama spoofing adalah mengelabui korban untuk mendapatkan data sensitif, mulai dari kredensial login, password, data perbankan, hingga One-Time Password (OTP).
Dilansir dari laman Indodax, salah satu modus yang paling sering digunakan dan tampak meyakinkan adalah e-mail spoofing atau pemalsuan surat elektronik. Dalam aksi ini, pelaku memanipulasi alamat pengirim e-mail agar tampak profesional dan sah, seolah-olah dikirim oleh lembaga keuangan, bank, atau instansi resmi lainnya.
Pelaku seringkali mengirimkan email dengan subjek yang mendesak atau membuat panik, seperti "Akun Anda Akan Diblokir" atau "Verifikasi Keamanan Mendesak". E-mail tersebut kemudian mengarahkan korban untuk mengeklik tautan palsu (phishing) yang sudah disiapkan pelaku untuk mencuri data yang dimasukkan korban.
Selain e-mail, modus yang tidak kalah berbahaya adalah caller ID spoofing atau pemalsuan nomor telepon. Pelaku menggunakan teknologi khusus untuk memanipulasi nomor yang muncul di layar ponsel korban saat panggilan masuk.
Nomor yang ditampilkan bisa sangat meyakinkan, bahkan identik dengan nomor resmi layanan pelanggan bank, kantor polisi, atau institusi lainnya. Dalam panggilan tersebut, pelaku akan berbicara seolah-olah petugas resmi dan meminta korban menyerahkan data pribadi atau kode OTP dengan dalih verifikasi.
(Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com)
Modus spoofing tidak hanya terbatas pada e-mail dan telepon. Para ahli keamanan siber mengingatkan pelaku kejahatan terus mengembangkan teknik mereka untuk menipu korban dalam berbagai platform digital.
Berikut adalah beberapa jenis spoofing lain yang juga marak terjadi:
Dengan semakin canggihnya teknologi digital, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai bentuk spoofing yang kian beragam. Penting bagi pengguna untuk selalu memeriksa keaslian situs, aplikasi, dan pesan yang diterima sebelum memberikan data pribadi.
Masyarakat diimbau untuk selalu skeptis dan tidak mudah percaya pada tampilan digital, meskipun terlihat resmi. Ada beberapa langkah sederhana namun efektif yang dapat menjadi benteng pertahanan digital.
Cara terbaik melindungi diri adalah dengan selalu memeriksa ulang keaslian sumber. Cermati detail alamat e-mail pengirim atau domain situs web, dan jangan pernah mengeklik tautan dari e-mail yang mencurigakan.
Yang terpenting, jangan pernah membagikan data sensitif seperti password atau OTP kepada siapa pun melalui telepon, e-mail, atau SMS, meskipun pengirimnya tampak resmi. Selain itu, mengaktifkan verifikasi dua langkah (2FA) di semua akun penting sangat disarankan sebagai lapisan keamanan tambahan untuk mencegah pembobolan akun. (Daffa Yazid Fadhlan)