Ilustrasi IHSG jeblok. Foto: dok MI/Andri Widiyanto.
Husen Miftahudin • 15 February 2025 12:33
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan ini untuk periode 10-14 Februari 2025 mengalami penurunan sebanyak 1,54 persen. Meskipun demikian, angka penurunan masih lebih baik dibandingkan minggu lalu yang terjun bebas hingga 5,16 persen.
"IHSG minggu ini menjadi berada pada level 6.638,459 dari 6.752,576 pada pekan lalu," ungkap Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad dalam keterangan tertulis, Sabtu, 15 Februari 2025.
Kapitalisasi pasar Bursa pekan ini juga mengalami penurunan sebesar 1,67 persen menjadi Rp11.401 dari Rp11.595 triliun pada sepekan sebelumnya. Penurunan turut dialami oleh rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa pekan ini yaitu sebesar 11,58 persen, menjadi 1,16 juta kali transaksi dari 1,31 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini juga ambruk sebesar 25,55 persen menjadi 15,45 miliar lembar saham dari 20,75 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.
"Investor asing hari ini (Jumat 14/2) mencatatkan nilai jual bersih Rp585,32 miliar dan sepanjang 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp10,52 triliun," terang Kautsar.
(Ilustrasi pergerakan saham pada IHSG. Foto: Medcom.id)
Pencatatan 2 sukuk dan 4 obligasi
Pada pekan ini, terdapat enam emisi tercatat di BEI, terdiri dari dua sukuk dan empat obligasi. Pada Senin (10/2), Sukuk Wakalah Berkelanjutan I Medco Power Indonesia Tahap IV Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Medco Power Indonesia mulai dicatatkan di BEI. Sukuk dicatatkan dengan nominal pokok sebesar Rp1,15 triliun.
Kemudian pada Rabu (12/2), Obligasi Berkelanjutan III Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry Tahap II Tahun 2025 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry Tahap II Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry mulai dicatatkan di BEI.
Obligasi dicatatkan dengan nominal pokok sebesar Rp867,825 miliar dan Sukuk sebesar Rp917,02 miliar.
Kemudian pada hari selanjutnya, Kamis (13/2), Obligasi Berkelanjutan VI Tower Bersama Infrastructure Tahap V Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Tower Bersama Infrastructure Tbk mulai dicatatkan di BEI. Obligasi dicatatkan dengan nominal pokok sebesar Rp2,79 triliun dan mendapatkan peringkat AA+ (idn) (Double A Plus) dari PT Fitch Ratings Indonesia.
Kemudian, pada Jumat (14/2), terdapat pencatatan Obligasi Berkelanjutan II Provident Investasi Bersama Tahap IV Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Provident Investasi Bersama Tbk. Obligasi dicatatkan dengan nominal pokok sebesar Rp612,205 miliar.
Dengan pencatatan ini, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2025 adalah 13 emisi dari 11 emiten senilai Rp15,24 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 599 emisi dengan outstanding sebesar Rp481,72 triliun dan USD85,70 juta, yang diterbitkan oleh 134 emiten.
"Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 192 seri dengan nilai nominal Rp6.097,37 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak delapan emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp2,41 triliun," terang Kautsar.