Ilustrasi Bank Emas. Foto: Freepik.
M Ilham Ramadhan Avisena • 18 February 2025 14:16
Jakarta: Kehadiran Bulion Bank atau Bank Emas disebut bakal melengkapi ekosistem emas di Indonesia. Itu karena sedari dulu Indonesia memiliki sumber daya yang mencukupi dan industri pengolahan yang mampu memproduksi emas.
"Untuk menciptakan rantai industri yang lebih utuh hingga ke hilir serta layanan terkait, pemerintah akan meluncurkan Bank Bulion pada 26 Februari," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Indonesia Economic Summit (IES) 2025, Jakarta, Selasa, 18 Februari 2025.
(Ilustrasi. Foto: Freepik)
Punya tambang emas hingga konsentrat tembaga
Bank Emas, lanjutnya, akan melengkapi rantai siklus yang ada di dalam ekosistem produksi emas. Airlangga mengatakan, Indonesia memiliki pertambangan emas hingga konsentrat tembaga. Dari konsentrat tembaga kemudian diolah menjadi katoda tembaga.
Katoda tembaga itu kemudian dibawa ke fasilitas pemurnian logam mulia. Dengan fasilitas itu, Indonesia dapat memproduksi 50 ton hingga 60 ton emas per tahun.
"Di masa lalu, nilai ini justru dinikmati oleh Spanyol dan Jepang. Bank Bullion ini menjadi penting karena dalam setiap krisis, hanya ada dua instrumen yang dianggap sebagai aset
safe haven, yaitu dolar AS dan
emas," terang Airlangga.
"Jadi, kami berpandangan emas harus digunakan sebagai strategi mitigasi risiko di masa depan. Khususnya dalam konteks syariah, ketika masyarakat Indonesia menabung untuk pergi haji, mereka perlu menyimpan dana dalam jangka waktu yang cukup lama," tambah dia.
Adapun sejauh ini pemerintah telah menunjuk PT Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai pengelola Bulion Bank dan melayani perdagangan serta penyimpanan emas.