Pasokan Dipangkas, Harga Minyak Dunia Bergerak Sideways

Ilustrasi eksplorasi migas di lepas pantai. Foto: dok AP.

Pasokan Dipangkas, Harga Minyak Dunia Bergerak Sideways

Husen Miftahudin • 7 August 2023 15:43

New York: Harga minyak dunia bergerak sideways dan bertahan di level tertinggi dalam empat bulan terakhir setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan. Adapun fokus saat ini beralih ke angka inflasi utama minggu ini.

Pasar minyak mencatat penguatan minggu keenam secara berturut-turut setelah pemangkasan Saudi dan Rusia minggu lalu, didukung oleh harapan pengetatan pasokan akan mengimbangi potensi perlambatan permintaan tahun ini.

Ekspektasi akan adanya lebih banyak langkah stimulus di negara importir minyak utama, Tiongkok, juga membantu sentimen, kendati data ekonomi terus memberikan gambaran yang suram untuk raksasa Asia tersebut.

Melansir Investing.com, Senin, 7 Agustus 2023, minyak Brent stabil di sekitar USD86,22 per barel, sementara minyak WTI bergerak datar di USD82,78 per barel. Kedua kontrak berada di level tertinggi sejak pertengahan April 2023.

Pertemuan OPEC+ tak memberi kejutan

Pengurangan pasokan yang diperpanjang oleh Arab Saudi dan Rusia menjadi sumber dukungan terbesar untuk pasar minyak selama seminggu terakhir, setelah kedua negara mengatakan akan mempertahankan pengurangan pasokan baru-baru ini hingga setidaknya akhir September.

Arab Saudi akan terus memangkas produksi sebanyak satu juta barel per hari (bph), sementara Rusia akan memangkas ekspor minyak sebesar 300 ribu bph. Kedua langkah ini ditujukan untuk mendukung harga minyak, dan tampaknya telah memberikan dampak yang diharapkan sejauh ini, dengan harga naik 14 persen pada Juli.

Pemangkasan produksi diumumkan menjelang pertemuan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+), di mana grup mempertahankan kebijakan produksinya tidak berubah, seperti yang tidak terduga.

Namun, potensi pasokan yang lebih ketat diperkirakan akan mendukung harga minyak hingga paruh kedua tahun ini. Sejumlah bank investasi baru ini meningkatkan perkiraan harga minyaknya untuk 2023, mengutip pasokan yang lebih terbatas.

Harga minyak yang tinggi juga diharapkan akan mengimbangi potensi turunnya permintaan, pasalnya ekonomi global mendingin akibat suku bunga yang tinggi dan pemulihan ekonomi Tiongkok melambat.

Komoditas lain seperti karet mencapai 128,10 pada Jumat di Singapura, batu bara Newcastle di ICE London tercatat 136,00, kakao AS naik 0,49 persen hingga Sabtu lalu, minyak sawit sentuh 3.782,00, dan kacang kedelai turun 1,21 persen. Sedangkan kopi robusta di London berada di 2.613,00, kopi AS turun 2,02 persen, dan gas alam naik 0,66 persen.

Angka inflasi AS dan Tiongkok disorot

Pasar saat ini berfokus ke data inflasi dari AS dan Tiongkok, yang akan dirilis akhir minggu ini. Inflasi indeks harga konsumen AS diperkirakan akan sedikit meningkat di Juli, tetap berada di atas kisaran target Federal Reserve dan berpotensi menarik lebih banyak tindakan hawkish dari bank sentral.

Di sisi lain, inflasi Tiongkok diperkirakan akan menurun lebih lanjut pada Juli, menandai pelemahan lanjutan jangka pendek di negara importir minyak terbesar di dunia, karena berkurangnya pemulihan ekonomi pascacovid.

Data perdagangan Tiongkok juga diharap bisa memberikan lebih banyak wawasan tentang permintaan minyak di negara tersebut. Impor minyak Tiongkok tetap mendekati rekor tertinggi tahun ini.

Dari logam, nikel turun 1,29 persen pada penutupan Sabtu, timah turun 1,15 persen Jumat di ICE London, bijih besi di 105,18, dan tembaga naik 0,06 persen.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)