Ade Hapsari Lestarini • 31 July 2023 16:34
Jakarta: PT Kimia Farma Tbk (KAEF), pioneer dalam industri healthcare Indonesia yang menyediakan rantai bisnis terintegrasi dari hulu ke hilir, mencatatkan kinerja positif pada semester pertama 2023.
Perseroan sukses menerapkan strategi yang fokus dan konsisten pada pertumbuhan profitabilitas jangka panjang. Transformasi yang dilakukan Kimia Farma tercermin pada torehan kinerja keuangan Perseroan sepanjang periode Januari hingga Juni 2023.
Hingga akhir Juni 2023, Kimia Farma mampu membukukan pendapatan sebesar Rp4,95 triliun. Pendapatan pada semester I tahun ini meningkat sebesar 11,78 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp4,43 triliun.
"Raihan pendapatan Kimia Farma secara konsolidasi hingga Juni 2023 disokong oleh kuatnya penjualan produk dan peningkatan jasa layanan laboratorium medis dan klinik," ungkap Direktur Utama Kimia Farma David Utama, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 31 Juli 2023.
David mengatakan, dari sisi kategori produk, obat generik menyumbang pendapatan sebesar
Rp1,07 triliun atau meningkat sekitar 25,26 persen dari Rp858,96 miliar. Selain itu, penjualan produk etikal dan lisensi juga meningkat 13,99 persen menjadi sebesar Rp1,89 triliun, dibandingkan periode yang sama di 2022 yaitu sebesar Rp1,65 triliun.
Di tengah rebranding yang tengah digencarkan, layanan laboratorium medis dan klinik
berkontribusi baik terhadap pendapatan. Dalam laporan keuangan tercatat capaian layanan
laboratorium medis dan klinik sebesar Rp488,16 miliar atau meningkat 16,60 persen dari tahun
sebelumnya yaitu sebesar Rp418,66 miliar.
Adapun penjualan obat over the counter (OTC) dan kosmetika tumbuh 4,85 persen, dari periode
tahun 2022 sebesar Rp1,01 triliun menjadi Rp1,06 triliun pada semester I-2023. Sementara itu, kategori alat keseahatan berkontribusi senilai Rp49,02 miliar, terkontraksi 14,75 persen dibanding periode tahun sebelumnya sebesar Rp57,50 miliar.
Peningkatan pendapatan menyebabkan emiten ini mampu mencetak laba operasional positif sebesar Rp236,29 miliar. Capaian ini berbanding terbalik dengan periode yang sama 2022, yakni Kimia Farma masih mencatat rugi operasional sebesar Rp15,67 miliar.
"Pencapaian kinerja positif tersebut mampu mendorong bottom line Kimia Farma dengan
membukukan laba bersih sebesar Rp19,47 miliar sepanjang semester I-2023. Jika dibandingkan pada periode sama tahun lalu, Kimia Farma mencatat kerugian bersih Rp206,30 miliar," ujar David.
Pertumbuhan mengesankan juga terjadi pada sisi aset. Kimia Farma mencatat total aset sebesar Rp20,60 triliun pada semester I-2023. Angka ini mengalami pertumbuhan sekitar 1,21 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar Rp20,35 triliun.