Hubungan Brasil–AS Menghangat, Lula Apresiasi Pencabutan Tarif oleh Trump

Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva di Kuala Lumpur, Malaysia. (EFE)

Hubungan Brasil–AS Menghangat, Lula Apresiasi Pencabutan Tarif oleh Trump

Muhammad Reyhansyah • 3 December 2025 20:05

Brasilia: Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan percakapan telepon selama sekitar 40 menit pada Selasa, 2 Desember. Pemerintah Brasil menggambarkan pembicaraan tersebut “sangat produktif."

Mengutip Anadolu Agency, Rabu, 3 Desember 2025, diskusi kedua pemimpin negara berfokus pada isu perdagangan, kerja sama ekonomi, serta penanganan kejahatan terorganisir lintas negara.

Dalam percakapan tersebut, Lula memuji keputusan pemerintah AS yang baru-baru ini mencabut tarif tambahan sebesar 40 persen terhadap sejumlah produk pertanian Brasil. Ia menyebut langkah tersebut sebagai perkembangan yang “sangat positif." Tarif yang dicabut pada akhir November itu mencakup sejumlah komoditas ekspor utama Brasil, seperti daging sapi, kopi, dan buah-buahan.

Meski demikian, Lula menegaskan perlunya negosiasi lanjutan untuk komoditas lain yang masih dikenakan bea tambahan. Ia menekankan keinginan Brasil untuk mempercepat proses perundingan tersebut. Sebelumnya, Lula juga menyatakan bahwa pencabutan sebagian tarif itu merupakan “kemenangan bagi dialog, diplomasi, dan akal sehat.”

Selain isu perdagangan, Lula menyoroti pentingnya memperkuat kerja sama bilateral dalam pemberantasan kejahatan terorganisir internasional. Pemerintah Brasil menyebut Trump menyampaikan kesediaannya untuk bekerja sama dan menjanjikan dukungan bagi inisiatif bersama dalam memerangi jaringan kriminal lintas negara.

Kedua pemimpin juga sepakat untuk melanjutkan komunikasi dalam waktu dekat guna mengevaluasi perkembangan kesepakatan yang telah dibahas.

Panggilan telepon ini dinilai menjadi sinyal mencairnya kembali hubungan antara Brasil dan Amerika Serikat, setelah sebelumnya sempat memanas akibat sengketa perdagangan. Tarif tambahan diberlakukan AS dengan alasan praktik perdagangan yang dianggap tidak adil, serta dipengaruhi dinamika politik internal Brasil.

Hubungan kedua negara juga sempat terdampak kasus hukum yang menjerat mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang dikenal sebagai sekutu politik Trump. Bolsonaro baru-baru ini dijatuhi hukuman penjara lebih dari 27 tahun terkait upaya kudeta setelah kalah dalam pemilihan presiden 2022 dari Lula.

Baca juga:  Trump Terapkan Tarif 50% Terhadap Brasil usai Disebut Kaisar

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)